Panas Bumi Potensi Tekan Emisi GRK hingga 60% Target NZE Sektor Energi

Rena Laila Wuri
15 Januari 2024, 14:25
Petani beraktivitas di sekitar sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022). Proyek PLTP Dieng 2 berkapasitas 55 MW merupa
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.
Petani beraktivitas di sekitar sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022). Proyek PLTP Dieng 2 berkapasitas 55 MW merupakan salah satu Proyek Strartegis Nasional (PSN) dan masuk dalam Fast Track Program (FTP) tahap II 10.000 MW dari program 35.000 MW pada sektor pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan pemerintah.

Julfi mengatakan, kolaborasi antara industri dengan pemerintah sangat krusial saat ini untuk mempercepat akselerasi transisi energi ke energi hijau. “Jadi kuncinya adalah nomor satu yakni kolaborasi. Kolaborasi di dalam IPP Geothermal industri sendiri, kolaborasi dengan PLN dan pemerintah ini adalah satu-satunya kita untuk bisa akselerasi,” kata Julfi.

Dia menuturkan, kunci kedua dengan mengubah bisnis model yang sesuai dengan isu saat ini. Salah satunya dengan memperbarui teknologi dalam pemanfaatan panas bumi. 

“Kita fokuskan sekarang yang tidak sensitif terhadap isu keterjangkauan, yakni daya jangkau atau daya beli masyarakat. Kurang lebih seperti teknologi, menciptakan nilai. Kita mempercepat commercial operation date kita,” ucapnya.

Julfi mengatakan, upaya untuk mengurangi pengeluaran juga diperlukan agar panas bumi tidak menjadi yang termahal dari EBT lainnya.

“Kita juga tidak buat eksplorasi suhu tinggi, tapi hanya intermediet dan low temperature. Kita harus potong biaya tidak mungkin kita melakukan pengeboran dengan harga yang sekarang,” kata Julfi.




Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...