DPR Selaraskan RPP Kebijakan Energi dengan Target Pertumbuhan Ekonomi 8%

Image title
10 Desember 2024, 13:02
PLTS, Pertumbuhan ekonomi, kebijakan energi nasional
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.
Dua petugas PLN Indonesia Power UBP Bali memeriksa titik panel surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali, Selasa (22/10/2024). PLTS tersebut menyediakan sumber energi bersih yang ramah lingkungan dengan kapasitas 3,5 MWac untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di tiga nusa yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan serta mendukung kegiatan pariwisata di pulau itu.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Depan Perwakilan Rakyat (DPR) berencana mengkaji ulang Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) untuk menyelaraskannya dengan target pertumbuhan ekonomi 8% yang digadang pemerintah. 

Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya, mengatakan RPP Kebijakan Energi Nasional sebetulnya hampir rampung. Namun, dengan perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi, ia menyebut legislator perlu meninjau ulang legislasi tersebut. Bambang mengatakan, dengan adanya penyesuaian tersebut maka angka bauran energi nasional akan mengalami perubahan guna mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

"Saya pikir angka-angkanya ya kurang lebih ya (rentang 17-19% di 2025). Kebijakan Energi Nasional ini, untuk mendrive itu, kita bagaimana transisi energi kita, bagaimana porsi bauran untuk energi baru terperlukan " ujarnya, Selasa (10/12). 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto menyatakan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ditargetkan mencapai 41% dari total kapasitas pembangkit yang berasal dari energi baru dan terbarukan di 2060. Hal itu tercantum dalam Revisi Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) yang akan disahkan.

Ia menyebut PLTS merupakan pembangkit listrik terbesar yang dapat mendukung penurunan emisi di tahun 2060. Kapasitas PLTS diperkirakan sekitar 131 gigawatt sampai dengan 178 gigawatt pada 2060.

Namun demikian, Djoko mengatakan, kapasitas terpasang PLTS masih kecil saat ini. Hingga akhir 2023, kapasitas terpasang PLTS di Indonesia tahun 2023 baru mencapai 589 megawatt. Dengan demikian, peluang pengembangan PLTS untuk menuju net zero emission sangat besar.

Untuk mendukung PLTS, ia mengatakan, Indonesia telah memiliki pabrik baterai di Karawang dengan kapasitas sebesar 10 gigawatt. Pabrik baterai tersebut selanjutnya akan dikembangkan hingga memiliki kapasitas 20 gigawatt.

"Saat ini juga tengah dibangun pabrik solar PV (panel surya) di kendal dengan kapasitas 1 gigawatt peak dan sudah 90 persen sudah selesai," ujar Djoko dalam peluncuran produk Huawei, di Jakarta, Kamis (3/10).

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...