Tekan Emisi Karbon, Pemerintah Gunakan Teknologi Buatan Australia

Andi M. Arief
12 Mei 2022, 09:58
Ilustrasi Emisi Karbon
123RF

Menurut Airlangga, pengembangan industri hijau dapat memberikan nilai tambah pada perekonomian dan menyerap tenaga kerja berkeahlian tinggi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, pemerintah membutuhkan investasi senilai US$ 1.177 miliar untuk membangun kapasitas terpasang 587 GW dari energi terbarukan pada 2060. Jumlah investasi tersebut terdiri dari pembangkit listrik US$ 1.042 miliar dan sistem transisi US$ 135 miliar.

Sementara itu, hasil simulasi yang dilakukan oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) pada 2021 menunjukkan, kebutuhan investasi pembangkit (CAPEX) hingga 2060 sekitar US$ 1.131 miliar.

Guna mempercepat proses transisi energi di Indonesia, pemerintah diharapkan dapat melakukan reformasi kebijakan penetapan harga dan pengalihan subsidi dari energi fosil ke energi terbarukan.

“Pemerintah perlu menciptakan proses perizinan dan pengadaan yang efektif dan efisien,,” kata Sustainable Energy Finance Advisor, Deputy Programme Manager The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia Deni Gumilang.

Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) mencatat Indonesia berhasil menurunkan emisi sebesar 69,5 juta ton CO2 ekuivalen (CO2e) pada 2021. Ini melebihi target Nationally Determined Contributions (NDC) yang sebesar 67 juta ton CO2e untuk 2021.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...