Inggris Kucurkan Rp 2 Triliun Dukung Pembiayaan Hijau di ASEAN

Happy Fajrian
14 Juli 2022, 18:42
inggris, pembiayaan hijau, adb, investasi hijau, acgf
123rf.com/warat42
Ilustrasi pembiayaan berkelanjutan, investasi hijau, ramah lingkungan.

Asian Development Bank (ADB) dan pemerintah Inggris Raya telah menandatangani nota kesepakatan untuk pendanaan ASEAN Catalytic Green Finance Facility (ACGF) sebesar US$ 134 juta atau sekitar Rp 2 triliun.

Pendanaan ini dimaksudkan untuk mendukung pembiayaan ramah lingkungan dan transisi ke pembangunan rendah emisi yang tahan iklim di negara-negara ASEAN. Pemerintah Inggris melihat potensi besar di Asia Tenggara dan ingin membantu mewujudkannya.

Inggris memberikan perhatian lebih ke kawasan ini, menginvestasikan lebih banyak sumber daya dalam membangun hubungan dengan negara-negara seperti Indonesia.

Pendanaan ACGF ini akan memanfaatkan dana-dana dari Inggris dan ADB untuk mempercepat jalur proyek infrastruktur rendah karbon dan tahan iklim, serta mengkatalisasi pembiayaan dari sumber modal publik dan swasta. Dana tersebut akan menjadi bagian dari ASEAN Green Recovery Platform yang diluncurkan pada COP26.

“Kita sedang menghadapi krisis iklim dan Asia Tenggara membutuhkan solusi cepat dan inovatif untuk membantu negara-negara meningkatkan pendanaan guna memenuhi target dan ambisi iklim mereka,” ujar Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam keterangan tertulis, Kamis (14/7).

Dia menambahkan bahwa dana baru ini akan dibangun di atas kemitraan Inggris-ADB yang sudah berlangsung lama melalui struktur dana bergulir inovatif yang akan memobilisasi dana publik dan swasta dan membangun jalur proyek iklim yang kokoh di kawasan Asia Tenggara.

Namun proyek hanya akan dipilih jika terbukti akan mengurangi atau menghindari emisi gas rumah kaca, melindungi keanekaragaman hayati atau membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim. Jika tidak, proyek tersebut akan dilanjutkan tanpa pendanaan dari Inggris.

Negara-negara ASEAN mengalami kesulitan dengan meningkatnya biaya perubahan iklim, sehingga menambah kebutuhan investasi yang ada sebesar US$ 210 miliar atau sekitar Rp 3.148 triliun per tahun untuk infrastruktur di kawasan ASEAN dan kerentanan masyarakat dan ekonomi yang semakin buruk setelah pandemi Covid-19.

Menteri Negara Inggris untuk Kawasan Asia, Amanda Milling mengatakan bahwa sebagai mitra terpercaya untuk ASEAN, pembiayaan Inggris yang disalurkan melalui ADB ini sangat penting untuk membantu memberikan investasi baru yang ramah lingkungan, transparan dan andal.

“Menciptakan lapangan kerja dan menempatkan keahlian Inggris di pusat penanganan perubahan iklim. Ini adalah langkah lain dalam mewujudkan komitmen Inggris yang dibuat pada COP26 di Glasgow tahun lalu,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...