BloombergNEF: RI Butuh Hingga US$ 3,5 T untuk Capai Net Zero Emission

Happy Fajrian
12 November 2022, 12:34
transisi energi, net zero emission, nol emisi karbon,
Dok PLN
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung.

“Di bawah ETS, pangsa batubara naik ke puncak 74% pada 2027 dan kemudian turun menjadi 24% pada tahun 2050. Pada saat itu, pangsa gabungan energi terbarukan dalam pasokan listrik mencapai 74%,” tulis laporan tersebut.

Sedangkan berdasarkan NZS, permintaan listrik Indonesia akan tumbuh lima kali lipat pada 2050, dengan listrik menyumbang proporsi yang lebih besar dari permintaan energi akhir, misalnya dengan mengganti minyak sebagai bahan bakar transportasi jalan.

NZS memperkirakan bahwa 75% pasokan listrik pada pertengahan abad ini akan bersumber dari energi terbarukan, dengan sisanya dipasok oleh pembangkit listrik tenaga batu bara yang dilengkapi dengan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (17%) serta pasokan dari nuklir (7%).

“Di bawah NZS, karena permintaan ekspor batu bara Indonesia menurun lebih dari 60%, pembangkit listrik tenaga batu bara domestik yang dilengkapi dengan penangkapan dan penyimpanan karbon dapat menyediakan jalur transisi yang adil untuk industri batu bara,” kata analis energi bersih BNEF Asia Tenggara, Caroline Chua.

Di sisi lain, tambah Chua, Indonesia juga perlu mempertimbangkan langkah-langkah untuk mempercepat pertumbuhan energi terbarukan pada dekade ini.

Transisi global net-zero juga merupakan peluang ekspor baru bagi Indonesia, karena permintaan baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik akan meningkat menjadi lebih dari 2 TWh per tahun pada 2026-2030.

Berkat kekayaan sumber daya nikelnya, Indonesia telah menyiapkan rencana untuk memproduksi baterai kendaraan listrik berkapasitas 25 total gigawatt-jam (GWh).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...