AS Kucurkan Rp 6,6 T Ubah Bekas Tambang Batu Bara jadi Proyek EBT
Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan dana hingga US$ 450 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun untuk mengubah bekas tambang batu bara menjadi pusat energi bersih yang berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Pemerintahanan Joe Biden mendorong seluruh lembaga untuk memulai proyek secara nasional dengan pendanaan yang disetujui kongres. Salah satunya proyek percontohan energi bersih baru di lahan bekas tambang dengan pendanaan sebesar US$ 450 juta dari dari undang-undang infrastruktur bipartisan.
“Proyek-proyek ini dapat berfokus pada berbagai teknologi dari microgrid hingga teknologi nuklir canggih hingga proyek energi dengan teknologi penangkapan karbon,” kata Menteri Energi Jennifer AS Granholm beberapa waktu lalu, dikutip dari CNBC.com.
“Proyek ini akan membuktikan potensi untuk mengaktifkan kembali atau menggunakan kembali infrastruktur yang ada seperti jalur transmisi dan gardu induk, dan proyek ini dapat memacu pembangunan ekonomi baru,” ujar Granholm menambahkan.
Di antara proyek-proyek yang disorot Gedung Putih salah satunya yaitu studi desain untuk fasilitas kilang skala penuh pertama di AS yang dapat mengekstraksi dan memisahkan unsur tanah jarang dan mineral dari aliran limbah tambang batu bara.
Bahan tersebut sangat penting untuk komponen baterai kendaraan listrik yang saat ini banyak bersumber dari luar AS. Untuk proyek ini Departemen Energi AS mengucurkan sekitar US$ 16 juta atau sekitar Rp 236 miliar kepada University of North Dakota dan West Virginia University.
“Upaya tersebut akan membuka jalan menuju pembangunan fasilitas sejenis pertama yang menghasilkan bahan penting untuk panel surya, turbin angin, EV, dan lainnya sambil membersihkan tanah dan air yang tercemar serta menciptakan pekerjaan dengan gaji yang baik bagi pekerja lokal,” kata Granholm.
Biden membentuk kelompok kerja antarlembaga yang berfokus pada revitalisasi komunitas tenaga batu bara melalui investasi federal saat dia menjabat. Pada 2021, grup tersebut memilih 25 area prioritas mulai dari Virginia Barat hingga Wyoming untuk fokus pada pembangunan.
Ada hampir 18.000 lokasi tambang yang teridentifikasi di 1,5 juta hektar di Amerika. Upaya besar-besaran tersebut sesuai dengan dorongan administrasi Biden yang lebih luas untuk memerangi perubahan iklim dan mendukung komunitas yang telah kehilangan aktivitas ekonomi selama transisi dari sumber bahan bakar fosil seperti batu bara.
Pemerintahan Biden mengatakan kelompok kerja tersebut telah menyalurkan lebih dari US$ 14,1 miliar investasi federal ke komunitas terpilih. Perusahaan telah menginvestasikan tambahan US$ 7,4 miliar di area bekas penghasil batu bara.
Investasi swasta termasuk proyek senilai US$ 522 juta atau sekitar Rp 815 triliun di Jackson County, Virginia Barat, oleh Berkshire Hathaway Energy untuk membuat fasilitas manufaktur kedirgantaraan di mana pabrik aluminium pernah berdiri.
Lalu investasi TerraPower senilai US$ 2 miliar atau Rp 29,5 triliun untuk reaktor nuklir pada penutupan pabrik batu bara di Kemmerer, Wyoming; dan investasi Novelis senilai US$ 365 juta atau Rp 5,4 triliun untuk fasilitas daur ulang aluminium di Todd County, Kentucky.