Mengenal Irwan Hidayat, Konglomerat Jajan Saham SIDO Nyaris Rp 1 M
Pergerakan saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk kembali menghijau di sesi awal perdagangan, Selasa (9/8). Kenaikan harga saham SIDO lama tak nampak, di mana dalam enam bulan terakhir pergerakan emiten jamu tersebut awet di zona merah, alias koreksi hampir 18 %, menurut catatan RTI Bussines.
Bukan tanpa sebab, naiknya harga saham SIDO kali ini ditopang sentimen aksi beli saham yang dilakukan Bos Sido Muncul, Irwan Hidayat. Mengutip keterbukaan informasi perusahaan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), pria kelahiran Yogyakarta tersebut resmi membeli sekitar 1,28 juta lembar saham SIDO setara 0,004 %, dengan harga Rp 780 per lembar.
Aksi beli saham tersebut dilakukan Irwan Hidayat pada Rabu (3/8), dengan merogoh kocek sekitar Rp 997,93 juta atau nyaris Rp 1 miliar. Berkat aksi tersebut, saham SIDO ditutup naik 3,3 % ke level Rp 775 per lembar saham pada Selasa (9/8), dari penutupan hari sebelumnya.
Model Logo Jadi Konglomerat
Mengutip laman Sido Muncul, Irwan Hidayat yang lahir April 1947 itu mengenyam pendidikan terakhir di SMA Kesatrian Semarang tahun 1964. Pria dengan nama lain Liem Bien Tiong tersebut merupakan cucu dari pasangan pendiri Sido Muncul, Siem Thiam Hie dan Rakhmat Sulistio alias Go Djing Nio.
Adapun model wanita yang sedang memangku anak kecil pada logo Sido Muncul adalah sang pencipta resep Tolak Angin, Rakhmat Sulistio dengan salah satu cucunya, Irwan Hidayat.
Perjuangan Irwan Hidayat menjadi konglomerat dimulai pada 1972, saat dia berusia 25 tahun dan diwarisi perusahaan jamu oleh ayahnya, Yahya Hidayat selaku generasi kedua pengelola bisnis Sido Muncul. Perusahaan jamu seluas 600 meter persegi itu diwariskan kepada Irwan Hidayat dan keempat saudaranya.
Melansir Tirto.id, Irwan dan saudaranya tak hanya diwariskan bisnis perusahaan jamu, tetapi juga utang bahan baku setara 30 bulan omzet perusahaan. Alhasil, mereka harus memutar otak untuk melunasi utang sekaligus membangun bisnis jamu keluarga tersebut.
Meskipun formula jamu Tolak Angin sudah lahir sejak 1940, namun produk tersebut belum cukup dikenal masyarakat Indonesia, bahkan saat Sido Muncul sudah diturunkan ke generasi ketiga. Namun berkat kegigihan Irwan dan saudara-saudaranya, bisnis Sido Muncul mulai bangkit.
Pada 1975, bisnis jamu keluarga yang sebelumnya berbentuk CV sejak 1970 itu berhasil bertransformasi menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menggenjot bisnis perusahaan jamu, termasuk memodernisasi pabrik dengan mesin-mesin yang modern.
Pelebaran bisnis juga terus dilakukan, termasuk membangun pabrik jamu modern dengan luas 30 hektar di Klepu, Ungaran pada 1997. Pembangunan pabrik juga ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono XI. Berbagai upaya ekspansi membuahkan hasil, pada 2004 Sido Muncul memproduksi lebih dari 250 jenis produk, dengan produk unggulan seperti Tolak Angin, Kuku Bima Energi, hingga Susu Jahe dan Jamu Komplit.
Masuk Daftar Konglomerat
Melansir laman Forbes, pada 2021 Irwan Hidayat dan keluarga masuk dalam daftar 30 orang terkaya di Indonesia. Berdasarkan cara per 13 Desember 2021, Irwan dan keluarga berada di urutan ke-28 dengan total kekayaan mencapai US$ 1,58 miliar atau setara Rp 23,4 trilun (kurs Rp 14.800).
Berdasarkan catatan Forbes, tren kekayaan Irwan Hidayat dan keluarga terus menujukkan peningkatan dalam lima tahun terakhir, atau tumbuh 216 %. Pada 2017, total kekayaan keluarga Sido Muncul tersebut masih di kisaran US$ 500 juta, namun per tahun lalu meningkat menjadi US$ 1,6 miliar.
Salah satu penopang peningkatan tersebut adalah kinerja perusahaan Sido Muncul yang terus bertumbuh di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, Irwan Hidayat dan keluarganya memiliki saham mayoritas SIDO, sekaligus perusahaan jamu terbesar di Indonesia.
Selain itu, seiring perjalanan bisnis Sido Muncul berkembang di luar usaha jamu. Keluarga Hidayat diketahui turut mengembangkan bisnis perhotelan dengan tiga hotel di pulau Jawa dan sebuah perusahaan manajemen hotel.