Mengenal Abdoel Rivai, Dokter yang Menjadi Perintis Pers Indonesia

Image title
10 Februari 2023, 14:50
Ilustrasi, dr. Abdoel Rivai.
Dok. Ikatan Dokter Indonesia
Ilustrasi, dr. Abdoel Rivai.

Pewarta Wolanda secara teratur menerbitkan tulisan-tulisan yang mengedukasi masyarakat Eropa, tentang sebuah koloni di timur jauh bernama Hindia Belanda.

Lewat surat kabar ini, ia menyebarkan pengetahuan di Belanda tentang apa saja yang ada di Hindia Belanda, serta mempromosikan budaya dan sifat penduduk Hindia Belanda yang ramah. Pewarta Wolanda kemudian mengalami kesulitan operasional pada 1901, karena masalah kekurangan dana.

Untuk tetap menghidupkan gagasannya, ia menggabungkan Pewarta Holanda dengan Surat Chabar Soldadoe, media yang didirikan oleh mantan perwira Koninklijk Nederlands(ch)-Indisch Leger (KNIL), H.C.C Clockener Brousson. Hasil dari penggabungan tersebut, adalah surat kabar bernama Bendera Wolanda.

Selain Bendera Wolanda, ia dan Brousson juga membuat surat kabar bernama Bendera Hindia pada 1902. Melalui surat kabar ini, ia banyak menulis gagasan seputar cara memajukan masyarakat bumiputra Hindia Belanda. Ia juga menulis sejumlah artikel tentang nasihat dan cara untuk menempuh pendidikan di Belanda.

Abdoel Rivai juga mengenalkan istilah-istilah baru seperti "kaoem moeda" dan "bangsawan fikiran". Dua istilah ini ia gunakan untuk menjelaskan pentingnya ilmu dan kepandaian bagi kalangan bumiputra agar bisa mengejar kemajuan layaknya orang Eropa.

Bintang Hindia menjadi salah satu surat kabar pertama yang menitikberatkan penggunaan foto. Koran ini diketahui banyak memuat foto-foto mengenai keindahan alam Hindia Belanda, lengkap dengan kemajuan masyarakat di negeri koloni tersebut.

Pada 1907 Abdoel Rivai memutuskan untuk keluar dari Bintang Hindia, untuk menyelesaikan studi kedokterannya, serta mengikuti ujian doktoral di Belgia. Meski demikian, ia masih cukup aktif dalam dunia jurnalistik, dengan menjadi kontributor untuk Kolonial Weekblad dan Algemeen Handelsblad.

Usai menyelesaikan studi, Abdoel Rivai pulang ke Hindia Belanda pada 1910 dan menetap di Batavia. Ia kemudian bekerja sebagai editor di Bintang Timur. Di Batavia, Abdoel Rivai tetap aktif menulis mengenai pentingnya pendidikan, serta kesetaraan hak kaum bumiputra dan orang-orang Eropa yang ada di Hindia Belanda.

Atas aktivitasnya ini, ia kemudian terpilih menjadi anggota dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda, atau Volksraad. Ia menjadi anggota sejak 1918 hingga 1925. Usai mengemban tugas sebagai anggota Volksraad, ia sempat berkelana ke berbagai negara selama beberapa tahun, hingga kemudian menetap di Belanda.

Mengutip Tirto, di Belanda ia menjadi mentor bagi pemuda Indonesia yang menempuh studi di sana, seperti Mohammad Hatta, Ali Sastroamidjojo, Abdoelmadjid Djajadiningrat, Nazir Datoek Pamoentjak, dan lainnya.

Pada 1932, ia kembali ke tanah air dan membuka klinik pengobatan di Tanah Abang, Batavia, sembari terus menulis untuk sejumlah surat kabar. Namun karena masalah kesehatan, Abdoel Rivai kemudian pindah ke Bandung hingga wafat pada 16 Oktober 1937.

Atas jasa dalam dunia jurnalistik, pada 1974 Pemerintah Republik Indonesia (RI) memberikan gelar Perintis Pers kepada Abdoel Rivai.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...