Sejarah Bank Indonesia 69 Tahun Silam

Intan Nirmala Sari
15 Juli 2022, 19:06
Bank Indonesia, Gubernur bank Indonesia, Bank Sentral, Bank, educate me
Agung Samosir|KATADATA

Mengutip laman resmi Bank Indonesia, beberapa kantor tersebut dibangun di Semarang dan Surabaya pada tahun yang sama, yakni 1829. Selanjutnya ekspansi kantor Padang dan Makassar pada 1864, disusul Cirebon pada 1866, serta Solo dan Pasuruan pada 1867.

Pada 1870, pemerintah Belanda melakukan eksploitasi ekonomi besar-besaran melalui Sistem Tanam Paksa. Kehadiran Undang-Undang Agraria atau Agrarische Wet turut memperluas liberalisasi ekonomi, di mana pihak swasta diperkenankan menanamkan modalnya pada sektor bisnis Hindia Belanda. 

Bahkan, pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945, Belanda terus berupaya menguasai ekonomi Tanah Air melalui Netherland Indies Civil Administration atau NICA. Sebagai tandingannya, Pemerintah Republik Indonesia membentuk bank sirkulasi yaitu Bank Negara Indonesia atau BNI.

Selain itu, berdasarkan publikasi Kementerian Keuangan, pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah Republik Indonesia pada 2 Oktober 1945, yang menetapkan uang NICA tidak berlaku di wilayah Republik Indonesia.

Maklumat Presiden Republik Indonesia pada 3 Oktober 1945 juga menentukan jenis-jenis uang yang sementara masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Saat itu, Indonesia memiliki empat mata uang sah.

Selanjutnya, wilayah kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia membentuk Jajasan Poesat Bank Indonesia yang kemudian melebur dalam Bank Negara Indonesia atau BNI, sebagai bank sirkulasi berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2/1946.

BNI merupakan bank pertama milik negara yang lahir kurang dari setahun pasca-kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada 5 Juli 1946. Semula, bank ini berfungsi sebagai bank sentral dengan nama Bank Negara Indonesia. Tugasnya, tentu mengedarkan dan mengelola alat pembayaran pertama kala itu, yakni Oeang Republik Indonesia atau ORI.

Raden Mas Margono Djojohadikusumo menjadi orang pertama yang mengusulkan berdirinya bank sentral atau bank sirkulasi itu. Usulan tersebut sekaligus membawanya menjadi Direktur Utama sekaligus pendiri BNI. Sebagai sang pionir, dia berhasil menanamkan nilai dan cara pandang bisnis perbankan Tanah Air, menggantikan peranan De Javasche Bank di era penjajahan.

De Javasche Bank
De Javasche Bank (Bank Indonesia)

Dalam Undang-undang tersebut, disebutkan bahwa BI tidak hanya berperan sebagai bank sirkulasi, melainkan juga bank komersial melalui pemberian kredit. Saat itu, terdapat Dewan Moneter (DM) yang bertugas menetapkan kebijakan moneter, dipimpin Menteri Keuangan dengan anggota Gubernur BI dan Menteri Perdagangan. 

Singkat cerita, pada 1951 pemerintah diminta untuk mendirikan bank sentral untuk menjaga kedaulatan ekonomi Republik Indonesia. Alhasil, pemerintah membeli 97 % saham DJB, dan pada 1 Juli 1953 diterbitkan UU Nomor 11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia yang menggantikan DJB Wet pada 1922.




Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...