Hikayat Kereta Api di Sulawesi Sebelum Terjerat Kasus Korupsi
Maret lalu, Presiden Jokowi telah meresmikan rute yang menghubungkan Kabupaten Maros dengan Kabupaten Barru sepanjang 80 km. Budi Karya Sumadi menargetkan jalur tersebut mulai beroperasi pada November 2022.
Hingga Maret 2023, sudah ada 25.699 orang penumpang yang menggunakan KA Maros-Barru dengan rata-rata okupansi 78,02% dari kapasitas total 90 penumpang menggunakan kereta wisata.
Sempat Ada Trem Beroperasi di Celebes
Laman Kereta Api Indonesia (KAI) mengonfirmasi perkembangan kereta api di Sulawesi memang tergolong lebih lambat bila dibanding proyek jalan tol. Rencana pembangunan jalur kereta api sudah muncul sejak 2001. Namun, laporan analisis mengenai dampak lingkungan alias Amdal KA Makassar-Parepare baru keluar pada 2014.
Ditilik lebih jauh, sebenarnya pembangunan kereta api di daerah ini sudah direncanakan sejak zaman pendudukan Belanda. Buku Nederlandsch Indische Staatsspoor en Tramwegen (1921) menulis studi kelayakan jalur perkeretaapian sudah dimulai sejak 1915 oleh swasta.
“Hasil laporannya secara teknis sebenarnya jalur bisa dibangun tetapi tidak sesuai harapan investor, alias tidak akan membawa keuntungan bagi swasta yang akan berinvestasi. Pemerintah pun berkesimpulan bahwa jalur perkeretaapian akan dibangun oleh negara,” tulis laman KAI.
Akhirnya pada 1917, pemerintah melakukan penelitian teknis lapangan untuk lintas Makassar-Takalar dan Makassar-Maros-Tanete-Parepare-Sengkang. Studi ini mengungkap jalur trem menjadi proyek realistis karena sesuai dengan bujet negara, meski trem lebih lambat dan daya angkutnya lebih sedikit dari KA.
Proses ini berlangsung singkat. Hanya berselang setahun, desain awal jalur trem uap Makassar-Maros selesai dibuat, disusul rute Maros-Tanete pada 1919. Pembangunan jalur trem uap Takalar-Makassar-Maros lalu dimulai pada 1920. Selanjutnya pada Juli 2022, trem uap mulai beroperasi dari Makassar-Takalar.
Inilah lintas pertama dan terakhir yang dibangun Hindia Belanda. Rute Maros-Tanete yang desainnya sudah selesai, tak pernah terlaksana pembangunannya.
Kendati demikian, jalur trem Makassar-Takalar hanya bertahan tujuh tahun. KAI berargumen tiadanya industri perkebunan dan belum masifnya produksi tambang nikel di pulau itu menjadi penyebabnya.
Akhirnya pada 1930 layanan kereta trem uap terpaksa tutup. Krisis ekonomi dan Depresi Besar pada 1929 mengurangi subsidi yang diberikan dari Staatsspoor en Tramwegen alias jawatan kereta api & trem negara di Jawa kepada jawatan di Sulawesi bernama Staatstramwegen op Celebes.