Stasiun BBM Pertashop, Benarkah Tekan Disparitas Harga BBM?

Aditya Widya Putri
13 Juli 2023, 09:48
Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero) Mas'ud Khamid (tengah) bersama Komisaris Condro Kirono (kiri) berbincang dengan Kepala Desa saat sosialisasi kemitraan bisnis Pertashop kepada Kepala Desa se-Jawa Barat di Sentul International Covention Ce
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero) Mas'ud Khamid (tengah) bersama Komisaris Condro Kirono (kiri) berbincang dengan Kepala Desa saat sosialisasi kemitraan bisnis Pertashop kepada Kepala Desa se-Jawa Barat di Sentul International Covention Center (SICC), Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (2/3/2020).

Pertashop merupakan lembaga penyalur Pertamina berskala kecil yang disiapkan untuk melayani kebutuhan BBM Non subsidi, Elpiji Non Subsidi, Pelumas, dan produk pertamina ritel lain yang belum terlayani lembaga penyalur Pertamina.

Pertashop menyediakan produk BBM ramah lingkungan seperti Pertamax Series dengan harga sama dengan SPBU Reguler. Pertashop menawarkan akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar tanpa harus ke SPBU.

Secara sederhana, Pertashop merupakan lembaga penyalur dari Pertamina untuk konsumen yang selama ini belum terlayani SPBU.

Pertashop berbeda dengan Pertamini, stasiun pengisian BBM yang selama ini dekat dengan masyarakat. Pertamini merupakan pengecer tidak resmi, ilegal, dan tidak memiliki izin. Alat-alat milik Pertamini juga berada di bawah standar sehingga rawan terjadi kebakaran. SEmentara dari segi isi, BBM Pertamini tidak sesuai takaran dan tidak sesuai harga jual eceran yang ditetapkan pemerintah.

Dalam laman resmi mereka Pertashop menjanjikan dapat menekan disparitas harga energi di suatu daerah, sehingga ongkos distribusi terjangkau dan harga bahan pokok serta kebutuhan lainnya menjadi semakin murah.

Kemitraan Pertashop awalnya menggandeng Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menggerakkan desa ekonomi dari desa berprestasi dan desa tertinggal. Setelah dinilai berhasil, pada tahun 2020 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) serta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) ikut bekerjasama dalam program ini.

Karena peminat Pertashop semakin banyak, Pertamina membuka kemitraan umum kepada masyarakat luas untuk memiliki Pertashop. Himpunan Bank Negara (Himbara) seperti BRI, Mandiri, BNI juga telah bekerjasama membangun Pertashop untuk memperluas akses terhadap energi.

Skema bisnis Pertashop terbagi menjadi dua. Pertama, dengan biaya investasi dan biaya operasi ditangguung mitra, kedua biaya investasi ditanggung oleh PT. Pertamina dan biaya operasi mitra. Bila biaya investasi dan operasi ditanggung mitra, diperkirakan perlu biaya sekitar Rp250 juta. Sementara jika investasi ditanggung Pertamina maka biaya sekitar Rp80 juta.

Dengan kapasitas tangki penyimpanan 3 KL upper ground, diperkirakan omzet mencapai 400 liter per hari. Dari tahun 2020 hingga Juni 2021, sudah ada sebanyak 1609 Pertashop dibangun. Hingga tahun 2024 nanti, PT Pertamina menargetkan membangun 40.000 Pertashop.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...