Cetak Laba Rp 1,7 Triliun usai Rugi Tahun Lalu, Ini Penjelasan Garuda
Perusahaan juga mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 1,9% dari US$ 3,35 miliar menjadi US$ 3,28 miliar. Ini terutama disumbang penurunan beban operasional penerbangan sebesar 4,4% menjadi US$ 1,93 miliar berkat penurunan biaya bahan bakar dari US$ 1,02 miliar menjadi US$ 908 juta.
(Baca: IHSG Berpotensi Naik Lagi, Saham-Saham Ini Layak Dikoleksi)
Selain itu, tercatat kerugian dari selisih kurs sepanjang Januari-September 2019 sebesar US$ 13,91 juta. Kondisi ini berbalik dari Januari-September 2018 yang mencatat keuntungan selisih kurs senilai US$ 52,35 juta.
Meski begitu, Garuda mampu mengantongi pendapatan bersih dari usaha lain-lain senilai US$ 13,62 juta hingga kuartal III 2019 ini. Catatan tersebut mampu tumbuh hingga 42,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 9,55 juta.
Sepanjang tahun lalu, Garuda Indonesia mencatatkan jumlah penumpang mencapai 38,44 juta penumpang, tumbuh 6% dibanding tahun lalu seperti terekam dalam databooks di bawah ini.