IHSG Diprediksi Terkoreksi, Saham Perbankan dan Properti Direkomendasi

Image title
17 September 2019, 08:24
bursa, prediksi ihsg, rekomendasi saham, ihsg turun
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi layar pergerakan IHSG. IHSG diprediksi akan melanjutkan tren koreksinya hari ini, Selasa (17/9).

(Baca: Cukai Rokok Naik Tinggi, Harga Saham Emiten Rokok Rontok hingga 20%)

Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain Adhi Karya (ADHI), Alam Sutera Realty (ASRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Lippo Karawaci (LPKR), PP Properti (PPRO), dan PT PP (PTPP).

Sentimen Penggerak IHSG

Sentimen dari kenaikan cukai hasil tembakau yang menghantam sektor konsumer kemarin diperkirakan masih akan menjadi perhatian investor. Selain itu Bank Indonesia (BI) juga akan melaksanakan rapat dewan gubernur (RDG) pada 19 September 2019 untuk menentukan arah kebijakan moneter sebulan kedepan.

Pada pekan ini juga akan berlangsung rapat Federal Open Market Committee (FOMC)  untuk mendiskusikan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed). Pascaserangan bom di fasilitas kilang minyak Arab Saudi Sabtu (14/9) lalu, ada ekspektasi The Fed tidak menaikkan suku bunga acuannya.

Pasalnya, di tengah harga energi yang melonjak hingga 15%, tingkat inflasi di AS diperkirakan akan mengalami kenaikan, seperti yang ditargetkan The Fed sebelumnya. Namun dampak kenaikan harga minyak terhadap inflasi inti di AS diperkirakan cukup kecil sehingga The Fed akan melihat kondisi pasar tenaga kerja sebelum menaikkan atau menurunkan suku bunga.

(Baca: Serangan Kilang di Arab Saudi Memicu Lonjakan Harga Minyak hingga 19%)

Sementara dari Tiongkok, perlambatan ekonomi semakin nyata terlihat di negeri Panda. Output sektor industri kembali tumbuh melambat menjadi 4,4% secara tahunan, yang merupakan pertumbuhan terendah sejak 2012. Begitu pula di sektor ritel yang penjualannya hanya tumbuh 5,6% secara tahunan.

Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang menyatakan bahwa akan sulit bagi ekonomi negaranya untuk tumbuh sebesar 6% atau lebih. Terutama di tengah kondisi meningkatnya proteksionisme dan uniteralisme di dalam perdagangan internasional saat ini. 

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...