Agung Podomoro Terancam Gagal Bayar Utang, Pefindo Turunkan Peringkat

Image title
15 Agustus 2019, 16:17
agung podomoro, agung podomoro gagal bayar utang, pefindo, peringkat utang
ANTARA FOTO/M. Agung Rajasa
Ilustrasi gedung-gedung perkantoran. Pefindo turunkan peringkat utang perusahaan pengembang properti Agung Podomoro Land karena perusahaan tersebut terancam gagal bayar utang jangka pendeknya.

(Baca: Agung Podomoro Akan Bangun Properti Terintegrasi Kawasan Transportasi)

Agung Podomoro pun bernegosiasi kepada enam bank pemberi kredit sindikasi sebesar Rp 1,3 triliun untuk memperpanjang jatuh tempo utang tersebut. Akhirnya, keenam bank tersebut menyetujui perpanjangan jatuh tempo utang menjadi September 2019.

Turunnya peringkat utang Agung Podomoro karena Pefindo menilai masih ada potensi gagal bayar utang yang jatuh tempo pada September 2019 tersebut karena saldo kas perusahaan tidak mencukupi. Per Maret 2019, saldo kas Agung Podomoro hanya mencapai Rp 1,2 triliun.

Padahal, perusahaan masih memiliki beberapa utang jangka pendek lainnya yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 12 bulan, di antaranya Obligasi I 2014-2015 fase III sebesar Rp 451 miliar yang jatuh tempo 19 Desember 2019 dan Obligasi I 2014-2015 fase IV senilai Rp 99 miliar yang jatuh tempo 25 Maret 2020.

Yogie mengatakan, Agung Podomoro sendiri tengah menjajaki refinancing utang tersebut. "Tapi, belum bisa disampaikan kepada publik," kata Yogie. Sehingga dia menyebut masih ada risiko gagal bayar utang-utang APLN tersebut karena jangka waktunya sudah tinggal sedikit lagi.

(Baca: Donald Trump Jr, Penerus Bisnis Properti Trump yang Melirik Indonesia)

Outlook Agung Podomoro yang direvisi menjadi credit watch dengan implikasi negatif adalah untuk mengantisipasi peningkatan ketidakpastian terkait kemampuan keuangan perusahaan, dan berdasarkan pandangan Pefindo terhadap fleksibilitas keuangan perusahaan yang terbatas untuk membiayai kembali utang jangka pendeknya.

"Mengingat leverage keuangan yang tinggi yang memberi sedikit ruang bagi Agung Podomoro untuk menarik utang baru, serta terbatasnya aset yang belum dijadikan jaminan oleh perusahaan," kata Yogie.

Ada pun, dengan penurunan rating dan revisi outlook, serta risiko-risiko gagal bayar utang, saham Agung Podomoro terkoreksi 2,83% menjadi Rp 206 per saham pada perdagangan hari ini. Namun secara year to date (ytd), kinerja saham APLN masih positif dengan kenaikan sebesar 35,53% dari posisi penutupan 2018 di level Rp 152 per saham.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...