Banyak Tekanan Domestik dan Global, IHSG Turun di Bawah Level 6.400

Happy Fajrian
15 Februari 2019, 10:38
BEI
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan saham Jumat (15/2) naik tipis 0,08% ke level 6.424,67. Kinerja IHSG berkebalikan dengan bursa saham Asia lainnya yang mengawali hari ini dari zona merah.

Kendati demikian, hingga berita ini ditulis, IHSG sudah bergerak turun meninggalkan level 6.400, ke level 6,388,13 atau turun 0,50%. Dengan demikian, mayoritas bursa saham Asia hari ini kompak bergerak di zona merah. Hanya indeks KLCI Malaysia yang sementara ini masih bertahan di zona hijau.

Indeks Strait Times saat ini terkoreksi 0,10%, Shanghai turun 0,05%, Hang Seng jatuh 1,37%, Nikkei turun 1,09%, serta Kospi turun 1,07%. Indeks PSEi Filipina mengawali dari zona merah namun saat ini naik 0,09%. Sedangkan KLCI naik 0,15%.

Kinerja bursa saham Asia hari ini dipengaruhi oleh kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS) yang suram setelah rilis data penjualan retail yang mengecewakan sehingga investor kembali meragukan kekuatan perekonomian AS. Penjualan ritel di AS pada Desember 2018 mengalami kontraksi sebesar 1,2% dibandingkan dengan periode November 2018, yang merupakan penurunan terburuk dalam sembilan tahun terakhir.

(Baca: Dirut BEI: Beda Prospek Pasar JP Morgan dan Credit Suisse Hal Biasa)

Terpengaruh rilis data penjualan ritel, pada Kamis (14/2) indeks Dow Jones dan S&P 500 mengalami koreksi masing-masing 0,41% dan 0,27%. Sedangkan indeks Nasdaq hanya naik tipis 0,09%. Kinerja bursa saham AS juga merembet ke Asia yang hari ini mayoritas bergerak di zona merah.

Sementara itu optimisme investor seputar perkembangan perundingan dagang antara AS dan Tiongkok dibuat terombang-ambing. Bloomberg memberitakan bahwa perundingan tersebut tidak berjalan baik karena AS dan Tiongkok gagal menjembatani perbedaan tuntutan Presiden AS Donald Trump terkait reformasi struktural ekonomi Tiongkok.

Sebelumnya, Trump dikabarkan bersedia menunda tenggat waktu berakhirnya gencatan senjata tarif pada 1 Maret, diperpanjang hingga 60 hari kedepan. Namun penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow, dikutip dari Reuters, mengatakan bahwa belum ada keputusan untuk perpanjangan waktu tersebut.

(Baca: Moody's Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI di Bawah 5% pada 2019 dan 2020)

Sementara dari dalam negeri, tekanan terhadap IHSG datang dari data penjualan mobil domestik pada Januari 2019 yang anjlok 15,36% menjadi 81.218 unit dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar 95.955 unit. Selain itu, PT Astra International Tbk (ASII) memperkirakan pertumbuhan penjualan sepeda motor tahun ini akan mendatar.

Pertumbuhan penjualan mobil yang turun serta pertumbuhan penjualan motor yang diproyeksikan tak bergerak dikhawatirkan memberikan indikasi terjadi pelemahan daya beli masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga merilis data neraca perdagangan yang kembali mencatatkan defisit pada Januari 2019 sebesar US$ 1,16 miliar. Defisit tersebut didorong oleh ekspor yang menyusut 4,7% secara tahunan, sedangkan impor hanya turun 1,83%.

Kepala Analis Mirae ASset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya memperkirakan IHSG akan bergerak turun hari ini karena dua sentimen tersebut. Sementara itu, tim analis OSO Securities memperkirakan, IHSG akan bergerak pada kisaran level 6.354 sampai 6.446.

(Baca: Harga Saham Naik Hingga 238%, BEI Akan Suspen Perdagangan Saham FREN)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...