Roadshow ke Sejumlah Negara, IKT Bidik Investor Strategis
PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, melaksanakan roadshow ke beberapa negara untuk menawarkan saham perdananya kepada calon investor strategis. Investor yang menjadi target perusahaan adalah perusahaan pengelola terminal di pelabuhan, perusahaan logistik, perusahaan perkapalan, perusahaan otomotif maupun industri lainnya yang terkait dengan bisnis IKT.
Direktur Utama IKT Chiefy Adi K mengatakan, roadshow dilaksanakan di Thailand, Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong, dan London. "Ada beberapa calon investor asal Korea yang datang kepada IKT. Kami juga akan melakukan kemitraan dengan operator terminal terbesar di Asean, caranya dengan membeli saham kami," kata Chiefy dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (28/5). Kemitraan tersebut bertujuan untuk mengembangkan bisnis IKT di Asean, Amerika Latin, Afrika, dan wilayah ekspor kendaraan lainnya. Saat ini, pengelola terminal terbesar di Asean adalah PSA International Pte Ltd.
IKT berencana melepas 561,1 juta saham atau sekitar 30% dari modal disetor dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Porsi saham yang dialokasikan kepada investor strategis minimal 10%. Sisanya, dialokasikan untuk investor institusi dan investor retail domestik. Harga saham perdana IKT ditawarkan di kisaran Rp 1.610-Rp 2.250 sehingga perusahaan akan meraih dana Rp 903,37 miliar-Rp 1,26 triliun dari hajatan tersebut.
Chiefy mengatakan, IKT akan menggunakan 50% dana IPO untuk belanja modal termasuk untuk ekspansi terminal, penambahan lahan parkir secara vertikal maupun horizontal, penambahan kapasitas, serta fasilitas pendukung. Nilai belanja modal tersebut sekitar Rp 500 miliar. Sekitar 25% dana IPO untuk membayar sewa lahan jangka panjang kepada Pelindo II atau Indonesia Port Company (IPC). "Selama ini kami sewa lahan kepada Pelindo II dalam jangka pendek. Konsultan mengusulkan lebih menguntungkan untuk membayar sewa jangka panjang 5 tahun di muka," kata Chiefy. Perseroan juga akan mengalokasikan sebesar 25% dari dana IPO untuk modal kerja.
IKT adalah perusahan pengelola terminal utama untuk aktivitas ekspor dan impor kendaraan bermotor di Indonesia. Perusahaan memberikan jasa stevedoring, cargodoring, receiving, dan delivery. Perseroan juga menyediakan jasa vehicle processing center (VPC), equipment processing center (EPC), port stock, dan transhipment roro services. Pada 2017, perseroan mengelola lahan parkir seluas 31 ha dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun. IKT menargetkan bisa menjadi terminal kendaraan bermotor terbesar kelima di dunia pada 2022 dengan luas lahan 89,7 ha dengan kapasitas 2,1 juta unit kendaraan per tahun.
(Baca: Ekspansi Pelabuhan, Pelindo II Bentuk Perusahaan Investasi)
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia IKT Sugeng Mulyadi mengatakan, pada 2018 perseroan menargetkan pendapatannya meningkat 70% menjadi Rp 582 miliar. Adapun laba bersih perseroan diproyeksikan tumbuh 69% menjadi Rp 220 miliar. Total aset perseroan pada akhir 2017 mencapai Rp 336,3 miliar, tumbuh 26,9% dibandingkan dengan 2016 sebesar Rp 264,9 miliar, terdiri atas liabilitas Rp 99,2 miliar dan ekuitas Rp 237 miliar. Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata return on asset (ROA) mencapai 35,4%, return on equity 50,6%, dan margin EBITDA 40,4%.
IKT menunjuk PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriters). Perseroan juga menunjuk RHB sebagai agen penjual internasional. Proses pembentukan harga (bookbuilding) saham IKT akan berlangsung 28 Mei-22 Juni 2018 sedangkan pencatatan perdana di BEI dilaksanakan pada 10 Juli 2018.
(Baca: Diminati Asing, Saham IPO Anak Usaha Pelindo II Oversubscribe 2 Kali)