PHK dan Efisiensi Karyawan Melanda Perusahaan Publik, Ini Daftarnya

Image title
26 Mei 2020, 14:32
dampak covid 19, pandemi corona, emiten, bursa efek indonesia
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.
Pekerja berjalan di atas JPO Dukuh Atas, Jakarta, Senin (4/5/2020).

"Sehingga apabila kami tetap melanjutkan kegiatan produksi kami, akan berakibat pada penumpukan stock yang akhirnya akan menggerus cashflow perseroan," kata manajemen menerangkan.

Akibatnya, manajemen meramalkan terjadi penurunan pada total pendapatan dan laba bersih untuk periode Maret-April 2020 ini sebesar 25% hingga 50% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Meski begitu, manajemen Cahayaputra Asa Keramik menjelaskan bahwa pada awal semester kedua tahun ini, perusahaan akan menjalankan satu unit mesin baru berkapasitas 7 juta m2 per tahun yang akan meningkatkan efisiensi dibanding dengan mesin yang sudah ada. Sehingga diharapkan mampu memberikan kontribusi positif.

PT Eastparc Hotel Tbk (EAST)

Perusahaan lain yang juga terpaksa melakukan PHK kepada karyawannya yaitu PT Eastparc Hotel Tbk (EAST), yakni sebanyak 65 orang. Sementara 30 karyawan lainnya dirumahkan, dan 98 karyawan harus menerima pemotongan gaji.

(Baca: Pandemi Corona Memukul Mundur Proyek Trump-Hary Tanoe di Indonesia )

Manajemen menjelaskan bahwa penyebaran virus corona membuat operasional hotel yang dikelola perusahaan berhenti secara total. Padahal bisnis hotel memiliki kontribusi hingga 25% terhadap pendapatan perusahaan sepanjang 2019.

Oleh karena itu, perusahaan melakukan berbagai upaya untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dengan melakukan penghematan biaya di segala aspek. Begitu juga dengan strategi di bidang penjualan yaitu dengan membuat paket menginap dengan harga spesial dan melakukan promosi di media sosial.

Eastparc juga akan membuka hotel yang dikelolanya secara bertahap mulai pertengahan Juni 2020 mendatang. "Memanfaatkan stimulus pemerintah dalam meningkatkan laju konsumsi rumah tangga yang akan dilakukan pada kuartal ketiga 2020," kata manajemen dikutip dari keterbukaan informasi.

PT Pudjiati & Sons Tbk (PNSE)

Contoh lainnya, PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) yang juga terpaksa melakukan PHK terhadap 80 karyawannya sejak awal tahun ini. Adapun pengurangan karyawan kontrak ini disesuaikan dengan jumlah kamar yang dibuka.

Selain itu, ada 1.022 karyawannya yang terdampak pandemi Covid-19 dengan status lainnya. Perusahaan melakukan penjadwalan ulang terhadap karyawan tetapnya dan melakukan potongan gaji sebesar 50% (unpaid leave).

(Baca: Dampak Corona di RI, 1.266 Hotel Ditutup & 150 Ribu Pekerja Dirumahkan)

Langkah tersebut diambil sejalan dengan penghentian sebagian operasional hotel yang dikelola oleh perusahaan. Pudjiadi & Sons menerapkan kebijakan dengan hanya membuka sekitar 4% hingga 22% dari seluruh jumlah kamar hotel yang dikelola oleh perusahaan.

Padahal, sekitar 75% penyokong pendapatan perusahaan tahun lalu berasal dari hotel yang ditutup operasionalnya sementara itu. Karenanya, periode April-April 2020 ini diperkirakan pendapatan dan laba bersih perusahaan akan tergerus 75% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Untuk bertahan di tengah pandemi ini, perusahaan melakukan negosiasi kontrak dengan para supplier perusahaan. Begitu juga dengan melakukan penjualan tanah yang dimiliki oleh Pudjiadi & Sons.

Selain itu, perusahaan pun diketahui memiliki kewajiban jangka pendek dengan nilai Rp 4,75 miliar, untuk itu manajemen pun melakukan negosiasi dengan bank pemberi pinjaman. "Dengan pengajuan Modal Kerja untuk mengatasi tagihan yang segera jatuh tempo," kata manajemen.

(Baca: Hasil Survei: 44% Pekerja Formal Terganggu Upahnya karena Pandemi)

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN)

Begitu juga yang terjadi pada perusahaan pengolahan dan perdagangan produk pertanian PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN). Perusahaan melakukan PHK terhadap 21 karyawannya karena terdampak pada pembatasan operasional.

Penyebab pembatasan operasional ini sejalan dengan penerapan social distancing pada karyawan bagian produksi yang bekerja saat ini, sehingga bekerja secara bergantian. Pembatasan tersebut diperkirakan bisa menggerus pendapatan periode Maret-April sebesar 25%-50% dan bisa berakibat turunnya laba bersih sekitar 75% secara tahunan.

Tercatat, hingga siang kemarin, Senin (25/5), total kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 22.750 kasus. Dari total tersebut, sebanyak 5.642 pasien dinyatakan sudah sembuh, sedangkan kasus kematian sebanyak 1.391 orang. Virus corona di Indonesia telah menjangkau 405 kabupaten/kota di seluruh provinsi.

(Baca: Jumlah Positif Covid-19 di RI Tambah 479 Orang, Total 22.750 Kasus)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...