Bank China Construction Bersiap Jual Saham Baru Senilai Rp 3,2 Triliun
Per 31 Desember 2019 modal inti CCB Indonesia tercatat sebesar Rp 2.36 triliun. Apabila dana hasil PUT V, setelah dikurangi biaya emisi, sebesar Rp 3,15 triliun masuk dalam struktur permodalan, maka modal inti perseroan akan menjadi Rp 5,51 triliun.
Sesuai dengan POJK No.33/2015, total biaya yang dikeluarkan CCB Indonesia sehubungan dengan PUT V diperkirakan sebesar 1,1305% dari total dana yang diperoleh.
Perkiraan biaya tersebut dialokasikan pada biaya jasa arranger sebesar 0,0551% dari nilai emisi, biaya jasa angkutan publik 0,1564%, jasa penasehat hukum 0,0618%, dan 0,014% untuk biaya notaris.
Perkiraan biaya juga dialokasikan untuk biaya jasa lembaga penunjang pasar modal sebesar 0,0025% dari nilai emisi, biaya pernyataan pendaftaran ke OJK sebesar 0,0258%, dan biaya lain-lain sebesar 0,8149%.
Sebagai informasi, pada kuartal I 2020 CCB Indonesia mampu membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 397,81 miliar, melonjak 202,46% dari capaian kuartal I 2019 yang sebesar Rp 131,52 miliar.
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, perseroan juga berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 70,68 miliar. Jumlah ini melonjak 378,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski beban operasional perseroan membengkak sepanjang kuartal I 2020, lonjakan pada sisi pendapatan mampu mengangkat kinerja laba. Pada kuartal I 2020, laba CCB Indonesia tercatat sebesar Rp 33,16 miliar, melonjak 189,7% dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 11,44 miliar.
(Baca: Rajin Kumpulkan Modal, Bank Mayapada Bidik Tambahan Rp 750 M)