Asing Beramai-ramai Jual Saham, Ada Apa dengan BCA?

Safrezi Fitra
21 September 2020, 20:01
bca, asing, djarum, grup djarum, bank grup djarum, bank central asia, saham bca, asing lepas saham bca, asing jual saham bca
Arief Kamaludin (Katadata)
BCA

Dalam sebulan terakhir, IHSG tercatat menurun hingga 5,26% dan sejak awal tahun ini sudah turun 20,64% menyentuh level 4.999,36 pada Senin (21/9). Investor asing di seluruh pasar melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 15,72 triliun dalam sebulan terakhir. Sementara sejak awal tahun ini nilai jual bersihnya Rp 40,02 triliun.

"Alasan paling krusial ialah berkaitan dengan adanya pandemi Covid-19 itu sendiri. Meski harganya turun, yang terpenting kapitalisasi pasar BCA masih tetap tertinggi," kata Nafan menjelaskan.

Menurutnya, yang terpenting adalah penerapan PSBB di DKI Jakarta saat ini tidak terlalu ketat seperti yang pernah diterapkan pada medio April-Juni 2020 lalu, sebelum akhirnya diganti menjadi PSBB transisi.

Manajemen BCA mengaku bisnisnya memang mengalami gangguan karena pandemi Covid-19. Cabang-cabangnya tutup sejalan dengan kebijakan pemilik gedung untuk menutup kegiatan. Beberapa kegiatan BCA yang dibatasi tersebut, berkontribusi di bawah 25% terhadap total pendapatan BCA pada 2019 lalu.

Merespons penyebaran Covid-19 yang membuat kondisi perlambatan bisnis nasabahnya, BCA pun memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen. Selama bulan Maret sampai dengan Juni 2020, BCA memproses pengajuan restrukturisasi kredit sebesar Rp 115 triliun atau sekitar 20% dari total portofolio kredit yang berasal dari 118.000 nasabah.

Per tanggal 30 Juni 2020, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi tercatat sebesar Rp 69,3 triliun atau 12% dari total portofolio kredit. Manajemen BCA melihat adanya kemungkinan peningkatan kredit yang direstrukturisasi hingga 20-30% dari total portofolio kredit, yang berasal dari 200.000-250.000 nasabah hingga akhir 2020.

Kinerja Keuangan BCA Semester I-2020

Berdasarkan data laporan keuangan, pendapatan operasional BCA pada semester I-2020 meningkat 10,3% menjadi 37,78 triliun. Namun laba bersihnya malah turun 4,8% menjadi Rp 12,24 triliun. Pada semester satu tahun lalu, capaian laba bersihnya meningkat 12,86% dari periode yang sama tahun 2018.

Salah satu penyebab tergerusnya laba bersih BCA adalah kenaikan nilai pencadangan penurunan nilai aset, yang pada semester satu  2020 mencapai Rp 6,54 triliun. Nilainya melonjak drastis 167,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Penurunan laba bersih yang tajam sekali, terutama memang dari CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) yang memang kami bentuk," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers secara virtual, Juli lalu.

Pencadangan besar dilakukan pada periode triwulan II-2020 karena angkanya mencapai Rp 4,36 triliun, naik dua kali pencadangan triwulan I-2020 yang hanya Rp 2,17 triliun. Kenaikan pencadangan dilakukan seiring peningkatan risiko turunnya kualitas kredit. Salah satu yang terlihat adalah pada rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) pada Juni 2020 sebesar 2,1%, naik dibandingkan Juni 2019 yang sebesar 1,4%.

BCA mengakui pandemi Covid-19 telah berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga permintaan kredit, khususnya pada Maret hingga Juni 2020 lebih rendah. Meski begitu, BCA masih mampu mencatatkan penyaluran kredit menjadi Rp 595,13 triliun hingga Juni 2020, tumbuh sebesar 5,3% dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit ditopang segmen korporasi yang sebesar Rp 257,9 triliun, meningkat 17,7% dibandingkan periode sama sebelumnya.

Sementara kredit komersial dan UKM, tercatat turun 0,9% secara tahunan menjadi Rp 184,6 triliun. Total portofolio kredit konsumer turun 5,1% secara yoy menjadi Rp 146,9 triliun, dimana kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh flat 0,3% secara tahunan menjadi Rp 91,0 triliun.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...