Gelombang Asing Jual Saham Blue Chip

Image title
1 Oktober 2020, 19:17
ihsg, saham, pasar modal, investor asing, asing lepas saham telkom, asing lepas saham bca, asing jual saham bri, asing jual saham bni, net sell asing
Arief Kamaludin|KATADATA
Pasar Saham
Gejolak bursa saham terimbas corona
Gejolak bursa saham terimbas corona (Katadata)

Sementara, menurut Hans, investor asing melakukan penjualan pada saham perbankan, salah satu pertimbangannya adalah rencana revisi Undang-Undang Bank Indonesia, yang berpotensi membuat bank sentral menjadi tidak independen. Pasalnya, revisi itu bisa membawa krisis ekonomi akibat tekanan pada nilai tukar rupiah.

"Ini yang harus dilihat bahwa tidak independennya bank sentral, Indonesia berpotensi krisis. Kalau terjadi krisis ekonomi, tentu saham perbankan yang paling terpukul," ujar Hans.

Lanjar Nafi mengatakan, secara umum, investor asing yang melakukan penjualan pada portofolio sahamnya di Tanah Air, karena pertimbangan kondisi dunia usaha secara global yang melambat terseret pandemi Covid-19. Akibatnya bank sentral di seluruh dunia memberikan stimulus sangat agresif untuk menahan gejolak ekonomi.

Karena potensi ekonomi yang melemah tersebut, otomatis investor asing mengamankan beberapa asetnya, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Asing menilai negara berkembang, jauh lebih lebih berisiko dibandingkan dengan negara-negara maju.

"Itu yang dilakukan investor terlebih dahulu, mereka menjual di negara-negara yang memiliki rating cukup rendah," kata Lanjar.

Meski begitu, berdasarkan catatannya, porsi nilai kepemilikan asing di pasar saham dalam negeri relatif kecil, hanya 35% dibandingkan kepemilikan investor domestik sisanya. Sehingga, pergerakan indeks juga sedikit-banyak ditopang oleh investor domestik yang sayangnya gairah investor domestik juga sedang turun.

Sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia Laksono Widodo melihat banyaknya investor asing yang melepas saham karena kekhawatiran ekonomi memburuk di tengah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara.

"(Investor asing) mengalokasikan dana mereka di negara asal dan atau membeli instrumen lain di luar equity, misalnya di obligasi dan lainnya," kata Laksono kepada Katadata.co.id.

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera, Janson Nasrial juga mengatakan potensi resesi di Indonesia membuat asing melakukan penjualan saham. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada triwulan II 2020 anjlok hingga 5,2%. Sementara, ada potensi penurunan PDB juga pada triwulan III 2020 ini sebesar 1-2% yang menyebabkan Indonesia berada di tepi jurang resesi ekonomi.

Faktor lainnya adalah tingkat inflasi yang terlalu rendah yaitu 1,3%, bahkan terjadi deflasi secara month on month pada Agustus yang mencerminkan permintaan domestik masih lemah. "Ini menandakan bahwa pertumbuhan pendapatan emiten di kuartal III, masih akan turun dibanding periode sama tahun lalu," katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...