Perlu Izin Pemegang Saham, Medco Batal Turunkan Harga Waran

Image title
27 Oktober 2020, 12:23
Medco, medco energi, waran, saham, bursa, bursa efek indonesia, pemegang saham medco, waran medco, OJK, rups medco, pemegang saham medco, migas, pasar modal
Arief Kamaludin|KATADATA
Medco Energi

Nah, di setiap 1 saham baru itu melekat 1 waran seri I yang diberikan secara cuma-cuma. Setiap waran seri I ini dapat digunakan untuk membeli 1 saham biasa. Harga pelaksanaannya ditetapkan pada rentang Rp 625 - Rp 675 per saham, tergantung periode waktunya.

Dengan mengacu harga pelaksanaan awal, perkiraan total penerimaan dana dari konversi waran menjadi saham ini mencapai Rp 2,9 triliun. Namun, perkiraan penerimaan dana ini akan lebih rendah saat ini, akibat perubahan harga yang diajukan perseroan.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai tujuan Medco mengubah harga pelaksanaan waran seri I menjadi lebih rendah, agar pemegang waran mau menebus waran dengan saham baru Medco.

Harga waran Medco yang diperdagangkan di bursa per 6 Oktober 2020 sebesar Rp 26. Sukarno memberikan gambaran dengan harga pelaksanaan masih Rp 581 per waran, maka investor pemegang waran mengeluarkan Rp 607 untuk mendapatkan satu saham.

Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga saham Medco pada penutupan perdagangan Rabu (7/10) yang senilai Rp 346 per saham. "Misal harga masih bergerak di kisaran sekarang, baik itu harga warannya atau sahamnya, maka orang lebih memilih beli di pasar yang harga saham Medco Rp 346 per saham," katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (7/10).

Jika mengacu usulan perubahan harga yang baru, Rp 275, pemegang waran hanya mengeluarkan Rp 301 per saham. Dengan nilai ini, pemegang waran akan tertarik menebus saham Medco.

Namun, Sukarno menilai ini bisa merugikan investor yang saat ini sudah memiliki saham Medco, terutama yang tidak memiliki waran. Karena mereka memiliki saham di atas harga pelaksanaan waran seri I. Selain itu, investor yang akhirnya mengkonversi waran menjadi saham, bisa langsung menjual di harga yang lebih tinggi.

"Ini bisa jadi tekanan jual untuk melakukan profit taking (aksi ambil untung). Tekanan jual meningkat bisa menurunkan harga sahamnya," kata Sukarno.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...