Amunisi Grup Bakrie Membangkitkan Harga Sahamnya dari Level Rp 50

Image title
19 Maret 2021, 15:44
saham Bakrie, harga gocap,
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bakrie & Brothers di Jakarta Pusat (26/7).

Sinyal itu diberikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif saat rapat kerja bersama Komisi VII DPR pada 26 Agustus 2020. Arifin menyatakan, pertimbangan utama pemerintah menerbitkan IUPK adalah agar perusahaan tersebut mendapatkan kepastian kelangsungan usaha.

Tampaknya, hal tersebut juga membuat harga saham anak usaha BUMI ikut bergerak, yaitu PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Saham emiten yang dimiliki 8,83% secara langsung oleh BUMI ini mulai bangkit dari harga Rp 50 sejak perdagangan awal September 2020.

Sejak saat itu, harga saham BRMS bergerak naik 94% menyentuh harga Rp 97 per saham pada perdagangan 19 Maret 2021 pukul 10.05 WIB. Tertinggi, saham ini pernah menyentuh harga Rp 107 per saham pada 13 Januari 2021.

Adapun, saat ini BRMS tengah mempersiapkan aksi korporasi berupa penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue. Jumlah saham baru yang diterbitkan sekitar 22,9 miliar unit dengan harga pelaksanaan Rp 70 per saham. Sehingga, BRMS berpotensi mendapatkan dana segar senilai Rp 1,6 triliun.

Kenaikan sesaat juga terjadi pada saham grup Bakrie lainnya yang berkaitan dengan bisnis tambang, yaitu PT Darma Henwa Tbk (DEWA) yang pada 18 Januari 2021 menyentuh harga Rp 70 per saham atau naik 40% dari harga gocap. Sayang, harganya kini kembali Rp 50 per saham sejak 26 Januari 2021.

Harga saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga mulai bangkit dari harga gocap pada awal September 2020. Sejak bangkit, harga sahamnya sudah naik sampai 144% menjadi Rp 122 per saham hingga perdagangan 19 Maret 2021. Saham ini juga sempat mencapai harga tertinggi Rp 162 per saham pada 13 Januari 2021.

Saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) juga sempat bangkit dari harga terendah yakni menyentuh Rp 56 per saham pada 18 Januari 2021 atau naik 12%. Sayangnya, pada 21 Januari 2021 hingga saat ini, harga kembali tertidur di harga Rp 50 per saham.

Adapun saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) sejak 2013 lalu sudah berada di harga Rp 50 per saham. Saham ini pun kerap disuspensi oleh Bursa lantaran tidak memenuhi kewajiban sebagai perusahaan terbuka.

Saham Grup Bakrie lain, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) yang bukan berharga Rp 50, juga ikut menguat sejak awal September 2020. Secara kumulatif, harga sahamnya telah menguat 93,55% menjadi Rp 120 per saham hingga perdagangan 19 Maret 2021. Harga sahamnya sempat menguat hingga di harga Rp 148 per saham pada 18 Januari 2021.

Meski beberapa saham Grup Bakrie mulai bangkit, tapi saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) malah terancam didepak dari pasar modal oleh Bursa. Saham ini akan genap disuspensi oleh Bursa selama 24 bulan pada 27 Mei 2021.

Saham ini disuspensi oleh Bursa karena Bakrie Telecom mendapatkan opini tidak memberikan pendapat berturut-turut pada laporan keuangannya yaitu 2017 dan 2018. Sehingga, sejak 27 Mei 2019, saham yang memang sudah berharga Rp 50 sejak 2012 ini, tidak dapat diperdagangkan lagi sementara.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...