Merdeka Copper Targetkan Raup Rp 3,41 T dari Rights Issue Tahun Depan

Andi M. Arief
22 Desember 2021, 07:41
rights issue, merdeka copper, korporasi
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/
Alat berat mengangkut ore hasil pertambangan di Tambang Emas anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk yakni PT Bumi Suksesindo (BSI) Gunung Tumpang Pitu, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019). Sejak memulai eksplorasi 1 Desember 2016, proses penambangan di Tumpang pitu yang telah dieksploitasi hingga tahun ini seluas 900 hektar.

 PT Merdeka Copper Gold Tbk akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) II  dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue sebanyak 1,2 miliar saham seharga Rp 2.830 per saham. Aksi korporasi itu paling cepat terealisasi pada 2022. 

Dari aksi ini,  perseroan menargetkan menghimpun dana segar Rp 3,41 triliun. Tujuan PUT II oleh emiten industri pertambangan berkode MDKA ini adalah memperkuat struktur permodalan perseroan hingga memberikan nilai tambah untuk mendukung kinerja. 

"Perseroan berencana untuk menggunakan dana bersih hasil PUT II untuk kebutuhan likuiditas umum, belanja modal, dan modal kerja," seperti tertulis dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/12). 

MDKA belum menjelaskan rinci tujuan penggunaan dana segar maupun jadwal pelaksanaan PUT II dalam keterbukaan itu. Namun, tambahan informasi terkait PUT II secepatnya akan diterbitkan pada 25 Januari 2021.

Sejauh ini, MDKA telah melayangkan surat rencana pembahasan PUT II dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSL) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 14 Desember 2021. Adapun, RUPSLB MDKA akan dilakukan pada 27 Januari 2022. 

PUT II baru akan dilaksanakan setelah perseroan mendapatkan restu dari OJK dan RUPSLB. Sementara itu, MDKA diharuskan melakukan PUT II paling lambat 12 bulan setelah menerima restu dari pemegang saham.

Hingga 30 November 2021, total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan mencapai 22,9 miliar saham dengan jumlah nilai nominal Rp 458,09 miliar atau Rp 20 per saham. Adapun, total sisa saham portepel atau yang belum dikeluarkan MDKA mencapai 47,09 miliar saham. 

Jumlah saham terbanyak MDKA yakni 48,99% berada di masyarakat. Di samping itu, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk tercatat memiliki 4,18 miliar saham MDKA atau setara dengan 18,29%. 

Berdasarkan laporan keuangan MDKA, jumlah ekuitas tercatat naik 34.27% menjadi US$ 756,82 juta per September 2021 dari posisi akhir 2020 senilai US$ 563,64 juta. Alhasil, aset perseroan tumbuh 25.86% menjadi Rp 1,17 miliar. 

Di sisi lain, pendapatan usaha MDKA tercatat terkikis 11.93% secara tahunan hingga kuartal III-2021 menjadi US$ 261,15 juta. Adapun, MDKA berhasil membukukan penyusutan laba bersih hingga 67.09% menjadi US$ 16,83 juta. 

Berdasarkan data Stockbit, saham MDKA konsisten bergerak di zona hijau sejak akhir April 2021. Secara tahun berjalan, harga saham MDKA naik 1.340 poin atau menguat 55,14% ke level Rp 3.770 per saham. 

Pada tahun ini, titik terendah saham MDKA adalah Rp 2.140 per saham pada 13 April 2021. Namun demikian, saham MDKA menyentuh titik tertingginya sejak 5 tahun terakhir di level Rp 3.870 per saham pada 9 Desember 2021. 

Rasio harga saham terhadap laba atau price to earning (PE) MDKA menyentuh titik tertingginya sejak penawaran umum perdana (IPO) atau di level 2.074,55 kali pada 29 November 2021. Namun angka tersebut mendadak menembus ke zona merah dan berakhir di level minus 1.787,18 kali saat ini. 

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...