Kenaikan Suku Bunga Acuan Perberat Kinerja Keuangan Emiten Tekstil

Lona Olavia
23 Desember 2022, 17:29
Kenaikan Suku Bunga Acuan Perberat Kinerja Keuangan Emiten Tekstil
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc.
Pedagang merapikan produk tekstil di Kampung Wisata Kreatif Tekstil Cigondewah, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022). Pemerintah Kota Bandung mereaktivasi kampung wisata kreatif yang khusus memasarkan berbagai kain dan bahan tekstil tersebut guna meningkatkan serta memulihkan geliat ekonomi, pariwisata dan budaya di kota Bandung.

Seperti diketahui, saham SRIL telah disuspen 19 bulan lamanya karena PKPU  (dari maksimal masa suspensi 24 bulan yang akan dicapai pada 18 Mei 2023). Lapkeu  tampak sangat tidak sehat, dengan porsi liability Rp 24.22 triliun. Itu melebihi aset Rp 15.88 triliun, sehingga membuat equity deficit minus Rp 8,34 triliun.

Senasib PT Pan Brothers Tbk (PBRX) mencatatkan penurunan penjualan. Per September 2022, PBRX mengantongi penjualan US$ 501,96 juta atau turun 1,15% secara tahunan alias year on year (YoY). Alhasil, laba bersih perseroan hanya capai US$ 3,381 juta atau anjlok 70,9% dibanding periode sama tahun 2021 yang sebesar US$ 11,625 juta.

“Kondisi finansial PBRX  masih jauh lebih sehat, tapi tingkat debt to equity ratio kuartal III 2022 tetap di atas 1. Tapi, PBRX masih bisa survive karena kebantu pasar ekspor,” jelas Liza.

Penurunan penjualan juga terjadi pada PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX) dari Rp 8,95 miliar pada akhir September 2021, menjadi Rp 5,90 miliar di akhir September 2021. Nilai itu turun 34,12% secara tahunan. Saham HDTX juga tengah antre delisting. Saham perseroan sudah membeku 3,5 tahun terakhir. Suspensi itu, genap berumur 42 bulan.

Begitujuga dengan PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI) yang mencatatkan pertumbuhan penjualan 4,37% yoy menjadi US$ 22,67 juta. Namun, laba bersihnya anjlok paling dalam 96,46% menjadi US$ 34,98 ribu. 

Namun tak semua emiten tekstil bernasib sama. PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) mencatat penjualan sebesar Rp 312,66 miliar, meningkat 6% dari Rp 293,66 miliar pada periode yang sama tahun 2021. BELL mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,96 miliar, melonjak 148% dari Rp 2,81 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Selain itu, penjualan PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) juga mampu meningkat 19,63% menjadi US$ 316,14 juta. POLY juga sanggup meraih laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 14,28 juta per kuartal tiga 2022. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya POLY menderita rugi bersih US$ 3,52 juta.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...