IPO Terbesar ke-5, Pertamina Geothermal Siap Tercatat di BEI Pagi Ini
Dalam penawaran umum perdana saham, PGEO menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.
Presiden Direktur Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto menjelaskan bahwa perseroan merupakan salah satu perusahaan panas bumi terbesar di Indonesia dan global yang diukur dengan kapasitas terpasang. Solidnya prospek PGE juga didukung oleh basis cadangan dan sumber daya yang besar.
Ahmad mengatakan, PGE memiliki peran yang besar baik bagi Pertamina maupun Indonesia. PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang tersebar di 6 area dengan kapasitas terpasang 672 MW yang dioperasikan sendiri dan sebanyak 1.205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract/JOC).
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun. Pemanfaatan yang dilakukan oleh PGE dari energi geothermal telah berhasil membuat 2.085.000 rumah di Indonesia teraliri listrik.
Pertamina Geothermal Energy juga berambisi meningkatkan basis kapasitas terpasangnya dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027. Langkah ini sejalan dengan misi menjadi perusahaan energi ramah lingkungan terkemuka.
“PGE memiliki rekam jejak pengembangan panas bumi dan pembangkit listrik yang solid dan terbukti,” jelas Ahmad.