Menelisik Penyebab Saham GOTO Ambles ke Zona Saham Gocap

Syahrizal Sidik
16 Oktober 2023, 12:16
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk
Dokumentasi GOTO
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk

Saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), anjlok ke level terendah dan menyentuh zona saham gocap hari ini, Senin (16/10) ke level Rp 54 per saham.

Berdasarkan data perdagangan menjelang sesi pertama usai, saham GOTO anjlok 8,96% ke level Rp 61 per saham dengan nilai transaksi Rp 781,18 miliar. Frekuensi perdagangan mencapai 63,344 kali dengan volume sebanyak 12,97 miliar saham.

Tekanan jual di saham GOTO tidak terhindarkan, hal ini terlihat dari daftar antrean investor yang melakukan permintaan jual (ask) di saham GOTO di rentang harga bervariasi di rentang Rp 62 hingga Rp 71 per unit saham.

Di sisi lain, investor juga banyak yang mengantre beli (bid) di harga bawah, yakni pada rentang Rp 52 hingga Rp 61 per unit saham.

Penurunan tajam ini kian menggerus nilai kapitalisasi pasar GOTO di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi Rp 73,49 triliun. Bila dilihat sejak awal tahun, saham Gojek Tokopedia mengalami penurunan 31,87%. Hal ini menjadikannya sebagai emiten teknologi di Asia Tenggara dengan kinerja terburuk dibanding induk Shopee, Sea Ltd yang terkoreksi 12,4%, dan Grab yang naik 6,2%.

Dalam riset yang dipublikasikan tim analis Mandiri Sekuritas, tekanan jual di saham GOTO sebenarnya tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor fundamental setelah penutupan TikTok Shop pada 4 Oktober lalu.

Sebabnya, tidak ada perubahan kepemilikan bagi investor yang memiliki lebih dari 5% saham GOTO. Sementara, dua pemegang saham GOTO seperti Alibaba dan Softbank, sampai dengan 12 Oktober 2023 ini masih memiliki 8,72% saham dan 7,62% saham.

Menyoal penjualan saham yang dilakukan oleh Komisaris GOTO, William Tanuwijaya sebanyak 332 juta unit saham atau 1,6% di harga Rp 79 per saham, lagi-lagi juga karena bukan faktor fundamental. Sebab, saat ini porsi saham publik atau free float GOTO basisnya cukup luas dengan kepemilikan mencapai 78%.

"Kami pikir aksi jual baru-baru ini juga bisa disebabkan oleh alasan lain selain fundamental saham," tulis Adrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono, dikutip Senin (16/10).

Di sisi lain, Mandiri Sekuritas juga menilai, masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa potensi kembalinya TikTok Shop ke Indonesia dapat menimbulkan risiko persaingan yang lebih ketat. Sebab, saat ini Tokopedia dan Shopee masih memiliki pangsa pasar yang besar 35% dan 36%, sedangkan TikTok Shop hanya 5%.

Dengan mempertimbangkan sejumlah faktor itu, Mandiri Sekuritas memproyeksi, pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV) GOTO bakal lebih kencang di kuartal keempat nanti. "Mengenai EBITDA yang disesuaikan, kami terus mengharapkan peningkatan lebih lanjut pada kuartal III-2023 di tengah disiplin biaya," tulis Mandiri Sekuritas.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...