Tren Kenaikan Bursa Saham Amerika Diramal Berlanjut di 2024
Indeks S&P 500 di bursa saham Amerika Serikat Wall Street ditutup naik 24% pada perdagangan terakhir 2023 (29/12). Tren seperti ini diprediksi berlanjut pada 2024.
Kenaikan indeks S&P 500 tersebut hampir mencapai rekor tertinggi penutupan perdagangan dalam dua tahun terakhir.
Para ahli strategi pasar saham yang memantau pola historis menyatakan, performa saham yang kuat selama satu tahun seringkali berlanjut pada tahun berikutnya. Mereka menghubungkan fenomena ini dengan beberapa faktor seperti momentum dan fondasi pasar yang kuat.
"Mungkin kita akan mengalami sedikit rasa sakit jangka pendek, namun keuntungan jangka panjang pasti ada ketika kita melihat data,” kata Kepala Strategi Teknikal di LPL Financial Adam Turnquist dikutip Reuters, Selasa (2/1).
Menurut data LPL Research sejak 1950, setelah naik 20% atau lebih, indeks saham S&P 500 rata-rata naik 10% pada tahun-tahun berikutnya.
"Saya juga percaya bahwa tema-tema yang mampu mendorong pasar naik setidaknya 20%, biasanya merupakan tren yang tahan lama dan lebih dari satu tahun kalender,” Turnquist menambahkan.
LPL Research memperkirakan S&P 500 naik dari saat ini 4.769,83 menjadi sekitar 4.850 hingga 4.950 pada 2024. Indeks saham ini bisa di atas 5.000, jika suku bunga lebih rendah dapat mendukung kenaikan valuasi, pendapatan perusahaan-perusahaan naik di atas 10%, dan ekonomi AS terhindar dari resesi.
Amerika akan merilis data ketenagakerjaan bulanan pada Jumat (5/1). Data ini menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi.
Lalu, bank sentral Amerika The Fed akan menggelar pertemuan rutin pada akhir Januari. Mereka akan berdiskusi mengenai apakah melanjutkan kenaikan suku bunga acuan atau tidak.
Pada pertemuan Desember, The Fed mengisyaratkan potensi penurunan suku bunga 75 basis poin pada 2024.
Perusahaan-perusahaan di AS juga akan segera melaporkan hasil kuartal IV 2023 dalam beberapa minggu mendatang. Menurut perkiraan terbaru dari LSEG, investor memperkirakan pertumbuhan laba jauh lebih kuat pada 2024.
Kepala Strategi Pasar di Carson Group, Ryan Detrick mencatat sejak 1950, terdapat enam kali kejadian S&P 500 naik setidaknya 10% selama setahun penuh, setelah turun 10% atau lebih pada tahun sebelumnya.
Ia mencatat, kenaikan indeks S&P 500 di atas 10% berlanjut pada tahun kedua. Rata-rata pengembalian 11,7%.
Sementara itu, Kepala Strategi AS di Ned Davis Research Ed Clissold mencatat sejak 1928, terdapat 14 kali jeda setidaknya satu tahun antara level tertinggi sepanjang masa S&P 500. Setelah mencapai level tertinggi baru, rata-rata S&P 500 naik 14% per tahun, dengan kenaikan 13 dari 14 kali.
Namun Kepala Strategi Investasi di CFRA, Sam Stovall mengatakan tanda-tanda ekonomi mulai goyah setelah kenaikan suku bunga The Fed 525 basis poin sejak 2022 bisa menghambat momentum saham.
Menurut dia, peningkatan inflasi pada 2024 dapat menunda ekspektasi penurunan suku bunga yang sebelumnya diharapkan oleh pasar.
Ia mencatat 2024 menunjukkan potensi solid, termasuk pola historis terkait dengan tahun-tahun pemilihan presiden. Secara tahunan S&P 500 naik 14 kali selama tahun pemilu, tanpa memperhatikan siapa presiden yang menang, dengan rata-rata pengembalian sebesar 15,5%.
Pola historis itu menunjukkan tren positif terkait tahun pemilihan presiden. "Pada dasarnya, semua indikator yang saya lihat menunjukkan tahun yang positif," ujar Stovall.