Wall Street Terperosok Imbas Kenaikan Imbal Hasil Treasury

Nur Hana Putri Nabila
30 Mei 2024, 06:29
Wall street
Pixabay/Rabbimichoel
Ilustrasi New York Stock Exchange
Button AI Summarize

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) atau wall street jatuh pada perdagangan Rabu (29/5). Penurunan dipicu kenaikan imbal hasil Treasury mengalahkan reli berkelanjutan Nvidia dalam kecerdasan buatan (AI).

Dow Jones Industrial Average melemah 411,32 poin atau 1,06%, berakhir di 38.441,54. S&P 500 merosot 0,74% menjadi 5.266,95, menandai sesi negatif pertama dalam tiga sesi terakhir. 

Sementara itu Nasdaq Composite turun 0,58% menjadi 16.920,58. Di sisi lain kenaikan Nvidia sedikit mengurangi kerugian di indeks yang didominasi perusahaan teknologi itu. 

Seiring dengan hal itu, saham Nvidia naik 0,8%, membalikkan penurunan awal sebesar 2,6%. Saham teknologi besar ini terpantau terapresiasi di setiap sesi perdagangan sejak merilis laporan pendapatan yang positif dengan lonjakan sekitar 21% sejak saat itu.

Sebanyak 11 sektor dalam S&P 500 terpantau melemah hingga menunjukkan luasnya penurunan pasar. Tak hanya itu, lebih dari 440 saham dalam indeks melemah pada hari tersebut.

Di samping itu, sebanyak 27 dari 30 saham di Dow juga berguguran. Penyedia asuransi UnitedHealth memimpin penurunan saham blue-chip dengan jatuh lebih dari 3% setelah manajemen memberikan komentar terkait bisnis Medicaid. 

Saham-saham lain yang terkait dengan program asuransi kesehatan federal, termasuk Molina Healthcare, Humana, dan Elevance Health, juga anjlok. Kendati demikian, pergerakan pada hari Rabu itu terpantau lebih rendah terjadi karena imbal hasil Treasury 10-tahun meningkat untuk hari kedua, terakhir diperdagangkan di atas 4,6%. 

Imbal hasil acuan ini naik ke level yang mengkhawatirkan bagi para investor saham setelah lelang Departemen Keuangan pada Selasa (29/5) menunjukkan lemahnya permintaan. Kemudian tingginya Imbal hasil dapat membuat investor kurang bersedia membayar mahal untuk saham. Hal itu pada akhirnya akan meningkatkan biaya pinjaman, mengurangi belanja konsumen, dan membuat T-bills serta reksadana pasar uang menjadi lebih menarik.

Kepala Strategi Teknikal di LPL Financial, Adam Turnquist menyatakan bahwa fokus hari ini suku bunga. Hal itu karena imbal hasil Treasury 10 tahun dan 2 tahun telah mencapai level yang mengkhawatirkan.

“Itu semua menciptakan kecemasan di antara para investor,” kata Turnquist dikutip CNBC, Kamis (30/5)

Meskipun minggu ini dimulai dengan gejolaknya saham-saham, indeks utama diperdagangkan pada jalur yang tepat untuk menutup bulan ini dengan kenaikan yang signifikan. S&P 500 telah melesat sebesar 4,6% selama bulan Mei, sementara Dow naik sekitar 1,7%. Sedangkan Nasdaq telah mencatat kenaikan lebih dari 8% selama bulan ini.

Kenaikan ini terjadi meskipun para trader telah menurunkan harapan mereka terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve. Menurut alat CME FedWatch Tool, data perdagangan berjangka Fed Funds menunjukkan kemungkinan sebesar hampir 54% bahwa suku bunga akan tetap stabil pada bulan September.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...