Meski Catatkan Rugi, Utang Garuda Terjaga dan Tetap Didukung Kreditor
(Baca: Dapat Rekomendasi BPK, Grup Garuda Batalkan Kerja Sama dengan Mahata)
Selain itu, dari posisi piutang lain-lain Garuda tahun lalu, juga tercatat mengalami perubahan usai disajikan ulang. Piutangnya menjadi US$ 16,7 juta, dari awalnya US$ 280,8 juta, artinya terdapat selisih US$ 264,1 juta setelah disajikan ulang.
Sementara, liabilitas pinjaman jangka pendek Garuda tahun lalu setelah disajikan ulang menjadi US$ 563,5 juta, padahal sebelumnya hanya US$ 14,3 juta. Artinya ada selisih kenaikan sebesar US$ 549,3 juta.
Selisih tersebut merupakan pindahan dari liabilitas pinjaman jangka panjang yang sebelum disajikan ulang nilainya sebesar US$ 549,4 juta, tapi setelah disajikan ulang menjadi hanya US$ 200 ribu.
Sementara, laporan keuangan periode triwulan I-2019 masih mencatatkan laba bersih senilai US$ 19,73 juta setelah disajikan ulang. Sebelumnya pada periode tiga bulan pertama 2019, Garuda mengklaim membukukan laba bersih US$ 20,48 juta. Selisih dari penyajian ulangnya itu hanya US$ 750 ribu saja. Pergerakan laba dan rugi perusahaan sejak 2015 sampai kuartal I-2019 dapat terlihat pada grafik Databoks berikut ini.
Kinerja positif Garuda pada kuartal pertama tahun ini ditunjang oleh lini pendapatan layanan penerbangan berjadwal sebesar US$ 924,93 juta. Dengan pertumbuhan positif maskapai di triwulan I-2019 tersebut, Garuda Indonesia optimistis hal tersebut berlanjut hingga kuartal dua dan tiga tahun ini mengingat fundamental perseroan yang semakin membaik.
"Kami yakin dapat menjaga tren kinerja positif yang kami proyeksikan akan terus berlanjut hingga akhir tahun kinerja 2019", kata Fuad.
(Baca: Rugi dalam Penyajian Ulang Laporan Keuangan 2018, Saham Garuda Merosot)