Resmi Merger dengan Sumitomo, BTPN Berambisi Masuk Kelompok Bank Besar

Image title
1 Februari 2019, 14:52
BTPN
Arief Kamaludin|Katadata

Ada pun, pemegang saham mayoritas BTPN, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), baru saja menyelesaikan transaksi pembelian saham milik publik (tender offer). Sehingga bank asal Jepang tersebut memiliki 96,89% saham BTPN saat ini.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama BTPN Mari Eka Pangestu mengatakan, dengan begitu membuat BTPN yang baru dapat memiliki konektivitas internasional. Pada 2016, BTPN sudah menjadi bank devisa, meski masih kecil kegiatan devisa tersebut. Tapi, dengan bergabung dengan koneksi global tersebut, Mari percaya bisa mengembangkan kegiatan devisa tersebut.

"Terutama di bidang korporasi yang besar terkait dengan investment, ekspor, financing, manufaktur, maupun di bidang jasa-jasa," kata Mari.

Selain itu, Mari mengatakan, yang menjadi keunggulan SMBC adalah memiliki proyek-proyek infrastruktur yang selama ini mereka biayai. Dengan penggabungan ini, membuat mereka mampu mengakselerasi sektor infrastruktur yang telah dimiliki oleh SMBC melalui SMBCI.

Menurutnya, mereka mempunyai kesempatan untuk bisa mengakselerasi dari segmen mikro sampai korporasi dan dari lokal sampai global. "Kita berharap sinergi yang secara resmi lahir hari ini, kita bisa terus berkinerja sehingga BTPN bisa menyumbang untuk Indonesia," katanya.

(Baca: Dorong Konsolidasi, Perbanas Nilai Idealnya Hanya Ada 50-70 Bank)

Selain itu, dengan penggabungan ini, saat ini BTPN memiliki modal inti sekitar Rp 25 triliun yang menjadikannya sebagai bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3 yang memiliki modal inti antara Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun. Ongki mengakui memiliki aspirasi jangka panjang untuk menjadikan BTPN masuk dalam jajaran BUKU 4 yang memiliki modal inti di atas Rp 30 triliun.

"Nah kami berharap dan memperkirakan, jika kita tumbuh organik saja dari laba yang ditahan, kemungkinan besar tahun 2021 kita bisa mencapai tingkat modal yang BUKU 4 tersebut," kata Ongki menambahkan.

Sementara itu, untuk target pertumbuhan laba tahun ini, Ongki masih enggan menyebutkan target tersebut. Sedangkan untuk target pertumbuhan kredit tahun ini, dia hanya mengatakan mengikuti perkiraan pertumbuhan kredit industri perbankan pada 2019. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini sekitar 12-14%.

(Baca: OJK Masih Kaji Rencana Revisi Aturan Kepemilikan Tunggal Bank)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...