Sri Mulyani Anggap Riset JP Morgan Bisa Picu Efek "Hewan Panik"

Ameidyo Daud Nasution
18 Januari 2017, 18:01
Bursa
Arief Kamaludin | Katadata

Sri Mulyani menambahkan, kerjasama antara pemerintah dengan JP Morgan ini dibangun dengan semangat saling menguntungkan agar pemerintah mendapatkan keuntungan, baik itu imbal hasil maupun harga saat obligasi dikeluarkan. Tentunya hal ini haruslah didasarkan pada saling percaya antara kedua belah pihak. "Jadi selalu bersama menjaga confidence (pasar), sedangkan pemerintah bekerja dari sisi kredibilitas."

Berdasarkan kondisi itulah, Kementerian Keuangan teklh mengeluarkan aturan baru agar mitra pemerintah diseleksi kredibilitas, reputasi, serta jaringannya. Satu hal yang penting adalah mitra tersebut mengerjakan porsinya dengan tata kelola yang baik. "Kami harapkan mereka menghormati kebutuhan pemerintah untuk memperhatikan kepentingan Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan memutuskan semua hubungan kemitraan dengan JP Morgan per 1 Januari 2017. Alasannya, bank investasi asal Amerika Serikat itu dianggap telah membuat riset yang merugikan Indonesia namun tidak dapat dipertanggungjawabkan. (Baca: Dinilai Tak Kredibel, Riset JP Morgan Cuma Sedikit Bahas Indonesia)

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menyatakan, pemerintah menghentikan kerja sama dengan JP Morgan sebagai bank persepsi dan dealer utama obligasi negara. Penyebabnya, dalam riset terakhirnya pada November 2016 lalu, JP Morgan menurunkan dua level rekomendasi investasi di Indonesia dari “overweight” menjadi “underweight”.

Padahal, pemerintah menilai rekomendasi itu tidak tepat jika mengacu kepada kondisi ekonomi di dalam negeri. Menurut Suahasil, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar lima persen tahun 2016 masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain.

Hal tersebut semestinya menjadi pertimbangan JP Morgan dalam membuat kajian dan rekomendasinya. "Assessment (penilaian) JP Morgan tidak dapat kami mengerti. Kalau kami bandingkan negara lain, rasanya Indonesia tidak sejelek yang dikatakan JP Morgan,” ujar Suahasil.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...