BI dan Ekonom: Dampak Brexit ke Rupiah Hanya Sementara

Desy Setyowati
24 Juni 2016, 16:19
Agus Martowardodjo
Donang Wahyu|KATADATA
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo

Menurut dia, perekonomian Indonesia mampu menopang kestabilan rupiah. Laju inflasi terkendali, begitu juga defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) yang diproyeksikan mencapai 2,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini. Hingga pekan lalu, dana asing yang masuk ke Indonesia sepanjang tahun ini mencapai Rp 70-an triliun, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp 30 triliun.

(Baca: Efek Brexit Lebih Memukul Rupiah ketimbang Perdagangan)

Di sisi lain, BI melihat secara jangka panjang pertumbuhan ekonomi Inggris bakal menurun  sampai tahun 2030. Untungnya, nilai transaksi dagang Indonesia dengan Inggris kecil. Selain itu, sebelum resmi keluar dari Uni Eropa, Inggris harus menjalani sejumlah proses. Mulai dari mengajukan permintaan, proses negosiasi yang meliputi pembiacraan mengenai tarif dan masalah migrasi penduduk. Proses itu diperkirakan membutuhkan waktu sampai dua tahun.

Ekonom Bank Mandiri juga mencatat, pengaruh perekonomian Inggris terhadap Indonesia cenderung kecil.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai perdagangan Indonesia dengan Inggris terus menurun dari US$ 3,1 miliar pada 2012 menjadi US$ 2,3 miliar tahun lalu. Investasi asing dari Inggris juga sedikit. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, investasi dari Inggris hanya US$ 54,9 miliar pada kuartal I-2016 atau hanya menduduki peringkat ke-14.

(Baca: Cemaskan Risiko Brexit, Bank Sentral Amerika Tahan Suku Bunga)

Karena itu, Ekonom Bank Mandiri memperkirakan, dampak gejolak keuangan akibat Brexit hanya bersifat tidak langsung dan berjalan sementara terhadap Indonesia. Risiko yang paling mungkin terjadi adalah keluarnya arus modal (capital outflow) sehingga memengaruhi likuiditas rupiah.

Untuk bisa menarik dana tersebut kembali ke Tanah Air, pemerintah dapat menaikkan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN). “Risiko itu kami perkirakan akan berlangsung sementara hingga perekonomian Uni Eropa mencapai titik keseimbangan baru,” tutur Ekonom Bank Mandiri dalam kajiannya, Jumat (24/6).

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...