Bank Berlomba Pangkas Bunga KPR di Tengah Lesunya Permintaan

Agustiyanti
9 September 2020, 19:06
bunga KPR rendah, bunga KPR murah, tawaran bunga KPR, cara pengajuan KPR, KPR
123RF.com/adiruch
Ilustrasi. Rata-rata bunga KPR pada Juni tercatat sebesar 8,85%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 9,43%

 Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk melihat terjadi kenaikan permintaan pada kredit pemilikan rumah sejak pelonggaran pembatasan sosial berskala besar. Kenaikan permintaan terutama terjadi pada segmen KPR subsidi.

"Permintaan KPR subsidi di BTN naik 75% pada Juni dibandingkan Mei 2020," kata Direktur Utama Pahala Mansury dalam sebuah diskusi virtual, pekan lalu.

Pahala optimistis permintaan kredit di sektor perumahan masih akan tumbuh. Alasannya, sektor ini termasuk kebutuhan primer masyarakat. Bahkan, ia meyakini, pertumbuhannya tak hanya di segmen KPR subdisi, melainkan juga KPR non-subsidi.

Adapun BTN antara lain menawarkan bunga sebesar 10% berlaku tetap selama tiga tahun untuk menggenjot realisasi KPR subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Tawaran bunga ini diberikan melalui fitur Graduated Payment Mortgage dalam skema Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan.

"Dengan fitur Graduated Payment Mortgage angsuran dapat lebih terjangkau sehingga masyarakat khususnya berpenghasilan rendah dapat lebih antusias menggunakan skema BP2BT," kata Pahala, dikutip dari Antara.

KPR BP2BT merupakan salah satu skema KPR Subsidi selain Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan dan Subsidi Selisih Bunga. BUMN perbankan ini menargetkan penyaluran KPR BP2BT hingga akhir tahun menyentuh 3.000 unit.

Penjualan Menurun, Harga Masih Naik

Perlambatan permintaan KPR sejalan dengan volume penjualan residensial yang menurun pada kuartal kedua tahun ini. Hasil survei BI mengindikasikan penjualan properti residensial mengalami kontraksi mencapai 25,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan penjualan properti residensial terjadi pada seluruh tipe rumah. Rumah tipe menengah mencatatkan penurunan penjualan paling dalam mencapai 40,11%. Sementara penjualan rumah tipe besar turun 36,71% dan rumah tipe kecul turun 14,36%.

Meski bunga KPR telah menurun, responden survei tetap menilai bunga tersebut masih cukup tinggi. Selain bunga KPR, faktor lain yang dinilai menghambat penjualan rumah yakni proporsi uang muka yang masih tinggi dalam pengajuan KPR perbankan.

Survei juga menunjukkan terjadi pembatalan penjualan unit properti oleh konsumen mencapai 10% dari total unit yang dijual. Proporsi terbesar adalah rumah tipe kecil.

Faktor ketidakpastian ekonomi akibat Pandemi Covid-19 berpengaruh cukup signifikan pada permintaan rumah. Meski memiliki minat untuk membeli rumah, Dian, 31 tahun, tak ingin mengeksekusi rencana tersebut pada tahun ini meski bunga KPR tengah rendah.

"Di situasi saat ini, saya pilih mengumpulkan dana darurat, investasi di instrumen yang likuid," katanya.

Di sisi lain, harga properti masih tercatat meningkat. Berdasarkan survei BI, harga rumah tipe kecil masih naik 1,56% secara tahunan. Sedangkan rumah tipe menengah dan besar masing-masing naik 1,24%.

Harga properti pada kuartal ketiga pun diperkirakan masih tumbuh, tetapi bakal melambat dibandingkan kuartal lalu. Harga rumah tipe kecil diperkirakan tumbuh 1,59%, tipe menengah 1,24%, dan tipe kecil 0,78%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...