Empat Pekerjaan Rumah Mengembangkan Industri Keuangan Syariah RI

Image title
19 Januari 2021, 16:58
syariah, lembaga keuangan syariah, bank syariah, ekonomi syariah, otoritas jasa keuangan, ojk
Arief Kamaludin|KATADATA

"Tidak usah ikut pengalaman sebelum-sebelumnya di perbankan syariah yang mengalami permasalah kredit itu adalah yang komersial. Kita tahu itu, kebetulan saya pernah jadi Komut Mandiri, jadi saya bisa cerita. Makanya untuk ke depan, fokus saja ritel dan UMKM," ujar Wimboh.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN Nawal Nely mengatakan, Bank Syariah Indonesia bisa membantu mempercepat perwujudan multiplier effect bagi ekonomi nasional. Melalui merger, diharapkan skala cakupan dan layanan perbankan syariah bisa semakin menjangkau masyarakat.

Harapannya, Bank Syariah Indonesia akan menduduki ranking 7 atau 8 berdasarkan skala asetnya di dalam peta perbankan di Indonesia. Secara global, Bank Syariah Indonesia akan menjadi satu dari top 10 global bank yang islami.

"Kemudian efisiensi biaya terhadap pendapatan secara kolektif, normally akan membaik jika skala aset perbankan syariah ini disatukan. Harapannya adanya konsolidasi, rasio biaya terhadap pendapatan ini bisa menurun ke 45% hingga 50%," ujar Nawal Nely.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana berharap, ke depannya Bank Syariah Indonesia dapat memfasilitasi seluruh kebutuhan pelaku industri di ekosistem ekonomi syariah. Bank hasil merger ini diharapkan bisa meningkatkan aset perbankan syariah yang kini berada di angka 6,51% dibanding total aset perbankan nasional.

“Kami lihat tantangan dalam jangka pendek adalah bagaimana perbankan kita bisa melakukan pemulihan sektor riil dan konsolidasi bisnis untuk mengatasi pandemi," kata Heru. OJK akan memberi dukungan supaya nanti perbankan mempunyai daya tahan untuk menyerap cadangan sebagai dampak dari restrukturisasi kredit yang masih berlangsung. 

Berdasarkan data OJK, sepanjang 2020 pertumbuhan aset industri keuangan syariah mencapai 21,48% menjadi Rp 1.770,32 triliun. Jumlah ini mencakup aset yang dimiliki industri perbankan syariah sebesar Rp 593,35 triliun, pasar modal syariah Rp1.063,81 triliun, dan IKNB syariah Rp113,16 triliun.

Pertumbuhan positif di sektor industri perbankan syariah juga terjadi sepanjang 2020. Hingga akhir tahun lalu, pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia tumbuh 9,5% secara tahunan (year on year), jauh di atas pertumbuhan pembiayaan industri perbankan nasional di level -2,41%.

Pertumbuhan ini ditopang ketahanan yang cukup baik dengan rasio CAR sebesar 21,59%, NPF Gross 3,13%, dan FDR 76,35%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...