Antisipasi Kenaikan Kredit Bermasalah, Laba BRI Tahun Lalu Merosot 45%

Image title
29 Januari 2021, 15:13
Wakil Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, di Jakarta, Jumat, (31/07).
KATADATA/Arief Kamaludin
Direktur Utama Bank BRI, Sunarso

Penyaluran kredit di segmen kecil dan menengah, BRI mampu menyalurkan kredit senilai Rp 275,63 triliun sepanjang 2020 atau tumbuh 3,88%. Lalu, kredit ke segmen konsumer senilai Rp 143,68 triliun atau naik 2,26%. Lalu, kredit kepada UMKM senilai Rp 770,65 triliun, tumbuh 8%.

Meski begitu, kredit yang disalurkan kepada korporasi pada tahun lalu, tercatat hanya Rp 167,73 triliun atau mengalami penurunan hingga 11,56% dibandingkan 2019. Sunarso mengatakan, pertumbuhan negatif tersebut sudah merupakan strategi yang tepat karena BRI harus fokus dan berhati-hati terhadap kualitas aset di segmen ini.

Ke depan, BRI masih tetap menjaga pertumbuhan kredit di segmen korporasi, namun pertumbuhannya tidak akan seagresif kredit yang disalurkan ke segmen UMKM. "Yang harus kami ditumbuhkembangkan, didorong pertumbuhannya lebih kencang, adalah UMKM bahkan ke ultra mikro," kata Sunarso.

Kinerja BRI

Sepanjang 2020, BRI mampu mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 9,78% menjadi Rp 1.121 triliun. DPK tersebut, ditopang oleh dana murah alias CASA yang rasionya mencapai 59,67% terhadap total simpanan di BRI.

Hal tersebut, membuat likuiditas di BRI masih sangat longgar, terlihat dari rasio kredit terhadap simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) di level 83,66%, melonggar dari level 88,64% pada 2019. Sementara, permodalan alias CAR terjaga di level 21,17%.

Target BRI 2021, Kredit Tumbuh 7%

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan, 2021 merupakan tahun yang cukup optimis untuk perusahaan. Sehingga, BRI memasang target pertumbuhan kredit sebesar 6%-7%.

"Tentunya secara korporasi kami masih akan fokus di pertumbuhan mikro. Pertumbuhan kredit 2021, driver-nya tentunya masih dari segmen mikro dan kecil," kata Viviana dalam paparan kinerja BRI, Jumat (29/1).

Di tengah likuiditas yang longgar, BRI menargetkan mampu sedikit memperketat likuiditas dengan menargetkan rasio LDR di diksaran 85%, naik dibandingkan 2020. Sementara, untuk NPL BRI bakal menjaga di level 3%. "Untuk NPL, kami masih memonitor dengan ketat progres dari restrukturisasi yang kami bawa dari 2020," katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...