Harga Saham Bank Jago Terus Melejit, Valuasi Dinilai Sudah Kemahalan

Image title
4 Desember 2020, 14:32
bank jago, saham bank jago, gojek, patrick walujo jerry ng, north star pacific, saham, perbankan, pasar modal, bank gojek
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Bursa Efek Indonesia

Pihak Erdhika dan Trimegah belum merespons konfirmasi Katadata terkait investor yang berada di balik transaksi jumbo tersebut. Sementara, manajemen Bank Jago enggan mengomentari transaksi saham bernilai jumbo tersebut. Alasannya, transaksi jual-beli saham merupakan ranah pemegang saham.

"Kami tidak dalam posisi mengomentari aktivitas pemegang saham di market. Kami juga tidak memberikan komentar atas segala rumors yang beredar di kalangan pelaku pasar," kata Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun kepada Katadata.co.id, Kamis malam.

Bank Jago sebenarnya masih mengalami kerugian hingga 105,71 miliar hingga triwulan III 2020. Kerugian ini lebih besar dibandingkan rudi diperiode yang sama tahun lalu Rp 19,08 miliar. Padahal, pendapatan bunga bersih Bank Jago tercatat naik hingga 339% secara tahunan menjadi Rp 42,89 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Jago, kerugian terjadi karena naiknya beban personalia yang mencapai 458% secara tahunan, menjadi Rp 105,81 miliar pada triwulan III 2020. Kenaikan terjadi pada beban gaji, imbalan pascakerja, tunjangan hari raya, dan lainnya.

Beban lain yang menggerus profitabilitas perusahaan adalah beban penyisihan penurunan nilai sebesar 267% secara tahunan menjadi Rp 20,93 triliun. Penyisihan ini naik berasal dari penyisihan terhadap kredit yang diberikan senilai Rp 20,21 miliar atau naik 254%.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan posisi keuangan Bank Jago yang masih mengalami kerugian. Dengan kinerja seperti ini, dia menilai saham berkode emiten ARTO ini sebenarnya sangat mahal. "Saham spekulatif. Valuasi sudah tidak normal," kata Suria kepada Katadata.co.id, Jumat (4/12).

Ia menjelaskan, kenaikan saham Bank Jago yang sebenarnya terjadi sejak tahun lalu ini karena spekulasi pelaku pasar terhadap prospek bisnis bank tersebut, seperti menjadi bank digital. "Kalau prospek, tentu saja bisa bagus melihat track record pengendali yang baru," kata Suria.

Bank Jago baru saja berganti kepemilikan dari setelah keluarga Arto Hardy menjual mayoritas kepemilikan sahamnya. Bankir senior Jerry Ng melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia memegang saham Bank Jago sebesar 37,65%. Pendiri Northstar Pacific Patrick Walujo melalui Wealth Track Technology Limited juga memiliki 13,35% saham.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...