Jiwasraya Dapat Restu Restrukturisasi Polis dari 656 Korporasi

Image title
17 Desember 2020, 19:12
jiwasraya, asuransi jiwasraya, nasabah jiwasraya, ifg, bumn asuransi, bumn, js saving plan, pembayaran klaim jiwasraya, kasus jiwasraya
Jiwasraya.co.id
Asuransi Jiwasraya

Tim Percepatan Restrukturisasi Jiwasraya menargetkan pelaksanaan program restrukturisasi polis Jiwasraya hingga proses migrasi polis ke IFG Life dapat selesai pada kuartal II 2021. "Semoga upaya dan kerja keras ini dipahami sebagai bentuk komitmen dan tanggungjawab Kami dalam menyelamatkan seluruh polis Jiwasraya," kata Indra.

Kondisi keuangan Jiwasraya semakin tidak sehat karena mengalami kesulitan membayar utang klaim dan mengalami defisit ekuitas. Sehingga, restrukturisasi pemegang polis asuransi, baik tradisional, korporasi, maupun produk bancassurance harus dilakukan.

Ketua Panitia Kerja Masalah Jiwasraya Komisi VI DPR Aria Bima mengatakan utang klaim Jiwasraya per 31 Oktober 2020 mencapai Rp 19,3 triliun. Mayoritas pemegang polis yang klaimnya belum terbayarkan merupakan nasabah tradisional, namun berdasarkan nilai klaimnya yang terbesar adalah produk bancassurance.

"Opsi penyehatan perusahaan dan restrukturisasi perusahaan dipilih, mengingat jika dilakukannya proses pailit, maka akan terjadi penurunan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi di Indonesia pada umumnya, dan BUMN pada khususnya," kata Aria dalam rapat dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (30/11).

Aria merinci total klaim nasabah tradisional ritel hingga Oktober 2020 mencapai Rp 1,4 triliun. Lalu, utang klaim nasabah tradisional korporasi nilainya Rp 1,1 triliun. Sementara, utang klaim kepada nasabah bancassurance melalui produk JS Saving Plan nilainya mencapai Rp 16,8 triliun.

Jumlah total nasabah Jiwasraya saat ini mencapai 2,59 juta orang. Jumlah tersebut terdiri dari nasabah polis ritel sebanyak 308.961, pensiunan dan korporasi sebanyak 2,26 juta, serta bancassurance 17.459.

Sementara itu, kondisi liabilitas dan aset Jiwasraya per Oktober 2020 pun mengalami defisit yang semakin bengkak, nilainya mencapai negatif Rp 38,5 triliun. Nilai ini naik dari posisi negatif Rp 30,3 triliun per akhir 2018 dan negatif Rp 34,6 triliun per akhir 2019 lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...