Dua Bahan Bakar Meroketnya Harga Saham Bank-bank Kecil di Bursa

Image title
24 Februari 2021, 18:02
saham, bank kecil, bank artos, bank jago, bank capital, bank harda, pasar modal
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi pergerakan harga saham.

Selain itu, OJK menargetkan agar modal inti perbankan Tanah Air ditingkatkan hingga minimal Rp 3 triliun secara bertahap hingga 2022 mendatang. Hingga akhir tahun ini, OJK mendorong perbankan memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun.

"Bank-bank yang memiliki modal inti di bawah Rp 3 triliun akan mencari partner agar memenuhi aturan POJK tersebut. Hal ini yang saat ini banyak terjadi dan memberikan dampak positif pada kinerja harga saham bank tersebut," kata Lanjar kepada Katadata.co.id, Rabu (24/2).

Meski harga saham bank kecil naik dan mendapat sentimen positif, bukan berarti melakukan investasi di saham bank kecil tidak berisiko. Banyak bank kecil yang masuk kategori KBMI 1, memiliki tingkat kredit seret atau non-performing loan (NPL) yang tinggi. "Rasio NPL tersebut yang membuat tingginya risiko," kata Lanjar.

Selain NPL, investor juga bisa melihat likuiditas sebagai pertimbangan risiko dengan berkaca pada indikator modal dasar dan aset bank tersebut. Jika likuiditas lebih kecil, tentu akan menjadi salah satu faktor risikonya.

Untuk itu, Lanjar menilai saham-saham bank kecil ini lebih cocok untuk di-trading-kan saja memanfaatkan momentum saat ini. Sedangkan untuk melakukan investasi, Lanjar lebih merekomendasikan saham-saham bank besar yang masuk dalam KBMI 4.

"Prospektifnya bank bisa dinilai dari nilai buku (price to book value) bank tersebut dan rasio NPL yang tidak boleh lebih dari 5%," kata Lanjar membagikan tips terkait trading saham bank keci

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai kenaikan harga saham bank-bank kecil ini seiring dengan kebijakan OJK dalam transformasi digital industri perbankan. Tren digitalisasi ini membuat bank harus memiliki modal yang besar sebagai salah satu syarat dari OJK.

"Kenaikan saham bank kecil seiringan dengan kebijakan OJK yang dilakukan guna mendukung ekosistem perbankan yang harus beradaptasi dengan tren digitalisasi yang tentunya memerlukan permodalan yang lebih besar," kata Okie kepada Katadata.co.id, Rabu (24/2).

OJK tengah menggodok ketentuan pendirian bank digital di Indonesia yang targetnya dapat dirilis sebelum pertengahan 2021. Bocoran aturan ini salah satunya terkait dengan batasan modal minimum berdasarkan jenisnya.

Jenis pertama, bank yang memang sejak awal didirikan sebagai bank digital, persyaratan minimal modal Rp 10 triliun. Bank jenis lainnya yaitu bank yang sudah ada tapi melakukan transformasi digital, minimal modalnya Rp 3 triliun. Sedangkan bank digital yang berada di bawah kelompok bank lain, minimal modalnya Rp 1 triliun.

Meski saham bank-bank kecil tengah melambung, Okie tidak merekomendasikan investor untuk membeli saham tersebut. Dia lebih merekomendasikan saham dengan modal inti yang besar.

Selain itu, saham bank kecil memiliki risiko tersendiri untuk pelaku pasar, yaitu masalah likuiditas dan fluktuasi harga sahamnya. Pasalnya, saham-saham ini mengalami kenaikan yang sangat signifikan sehingga berisiko untuk turun signifikan juga.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...