Berawal dari Rintisan Startup, Akulaku Kini Kuasai Saham Bank Neo

Intan Nirmala Sari
20 November 2021, 19:02
Akulaku, Bank Neo, Aksi korporasi, akuisisi
Bank Neo Commerce

Pada pertengahan 2018, Akulaku bahkan sudah mengantongi 10 juta pendaftar. Seiring perkembangan yang pesat, startup tersebut juga menerima investasi strategis dari Ant Financial.

Agresif melancarkan aksi korporasi, pada 2019 Akulaku melakukan akuisisi terhadap PT Bank Yudha Bhakti Tbk yang akhirnya menjadi BNC. Dimulai dari pengambil alihan 5,2% kepemilikan di Maret 2019, Akulaku akhirnya menambah kepemilikannya sebesar 14,24% usai proses private placement. Akulaku kini beroperasi di empat negara, yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Vietnam.

Di sisi lain, Bank Neo merupakan nama baru dari Bank Yudha Bhakti yang didirikan pada 1990. Bank tersebut diawali dari PAKTO 27/1988 yang diinisiasi oleh Dephankam, Perum ASABRI, Pepabri dan para developer.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
Sebuah kiriman dibagikan oleh #PengenApaSemuaBisa (@akulaku_id)

Pendirian tersebut sesuai Persetujuan Prinsip dari Menteri Keuangan di tanggal 14 Agustus 1989. Di mana, bank mulai beroperasi pada 9 Januari 1990. Bank tersebut awalnya berada di bawah Induk Koperasi dan Pusat Koperasi di lingkungan TNI/POLRI dan juga Dephankam. 

Bank Yudha Bhakti mulai melantai di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2015 dan resmi menjadi perusahaan publi lewat penawaran umum perdana alias IPO.  Saat itu, saham perdana dibanderol dengan harga Rp 115 per saham dan melepas 300 juta lembar saham. Alhasil, bank dengan kode saham BBYB tersebut berhasil mengantongi dana segar Rp 34,5 miliar.

Bank Yudha Bhakti mengalami sejumlah perubahan di tahun 2020. Di samping menghadapi pandemi, Yudha Bhakti juga melakukan transformasi menjadi Bank Digital dan juga resmi menjadi Bank BUKU II. Transformasi juga membuat perbankan tersebut merubah namanya menjadi PT Bank Neo Commerce, Tbk.

Seiring langkah akuisisi Akulaku, kini 24,9 % atau 1,8 miliar lembar saham BBYB dikuasai startup tersebut. Adapun Gozco Capital memiliki 16,5 % atau 1,2 miliar lembar saham. Adapun porsi kepemilikan saham masyarakat sekitar 41,3 % atau setara 3,1 miliar saham.

Melansir RTI, pada penutupan perdagangan Jumat (29/11) harga saham BBYB ditutup koreksi 2,7 % di level Rp 2.180 per saham. Meskipun begitu, sepanjang 2021 harga saham emiten ini sudah naik 631 % dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 16,34 triliun.

Penyumbang bahan: Amartya Kejota (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...