Krakatau Steel Targetkan Pendapatan 2022 bisa Melonjak 26%

Andi M. Arief
23 November 2021, 22:38
Krakatau Steel
Agung Samosir|Katadata
Baja Krakatau Steel

Efisiensi pada tenaga kerja terjadi lantaran KRAS melakukan moratorium penerimaan karyawan baru sejak 2020. Pada saat yang sama, sebagian tenaga kerja memasuki masa pensiun. Alhasil, biaya variabel turun 10% menjadi US$ 56,8 per ton, sedangkan biaya tetap turun 7% menjadi US$ 59,9 per ton.

Adapun, pendapatan sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) naik 127,69% secara tahunan pada Januari-Oktober 2021 menjadi US$ 148 juta. Alhasil, laba bersih tumbuh 160,81% dari posisi merugi hingga US$ 45 juta menjadi laba US$ 74 juta pada 10 bulan pertama 2021.

Di sisi lain, dua subholding anak perusahaan perseroan juga berkontribusi dalam pertumbuhan EBITDA. Kedua sub-holding yang dimaksud adalah Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) dan Krakatau Baja Konstruksi (KBK).

KSI merupakan gabungan dari tiga anak usaha KRAS, yakni PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, PT Krakatau Tirta Industri, PT Krakatau Daya Listrik, dan Krakatau Port & Logistic. Secara sederhana, KSI merupakan subholding infrastruktur kawasan industri.

Hingga 10 bulan 2021, KSI telah mencatatkan pendapatan hingga US$ 221 juta dengan EBITDA senilai US$ 66 juta.

Sementara itu, KBK merupakan gabungan dari tiga anak usaha KRAS, yakni PT Krakatau Wajatama, PT KHI Pipe Industries, dan PT Krakatau Global Trading. KBK mencatatkan pendapatan senilai US$ 319 juta sepanjang Januari-Oktober 2021, sedangkan EBITDA yang dihasilkan senilai US$ 18 juta. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...