Erick Thohir: Pertamina dan PLN Rugi Agar BBM dan Listrik Tidak Naik
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mencatat defisit arus kas Pertamina mencapai US$ 2,44 miliar atau Rp 35,86 triliun. Defisit ini terjadi per Maret 2022 lantaran Pertamina tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada saat harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan.
Bahkan, sepanjang 2022 defisit kas Pertamina diperkirakan mencapai mencapai US$ 12,98 miliar atau setara Rp 191,2 triliun.
"Untuk Pertamina tadi kita lihat arus kas defisitnya estimasinya mencapai US$ 12,98 miliar," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Banggar DPR RI, Kamis lalu.
Untuk PLN, defisit ini diperkirakan akan mencapai Rp71,1 triliun. Kerugian ini karena imbas belum naiknya tarif listrik di tengah lonjakan harga komoditas batu bara.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan harga keekonomian kedua komoditas jauh lebih tinggi dibandingkan harga yang listrik dan BBM yang ditetapkan di pasar dalam negeri. Akibatnya, terjadi selisih harga yang tinggi.
(Tim Riset Katadata)