Apa Dampak Penurunan Harga Batu Bara ke Orang Terkaya di Indonesia?

Lona Olavia
13 Februari 2023, 10:43
Harga Batu Bara Ambles Bagaimana Dampaknya ke Orang Terkaya No 1 RI?
Forbes Asia/Muhammad Fadli
Low Tuck Kwong

Sementara itu harga batu bara termal melanjutkan penurunannya dengan kontrak Maret Rotterdam turun mendekati 5% ke level terendahnya pada Februari tahun lalu. Kontraknya turun 37% sepanjang tahun ini.

Harga batu bara termal sempat menyentuh level tertingginya sepanjang masa di US$ 450 per ton pada Oktober 2022 setelah perang Rusia-Ukraina memicu kelangkaan pasokan.

Dari sisi kapitalisasi pasar, saham Bayan masih menempati urutan terbesar ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Level tersebut merupakan yang tertinggi setidaknya dalam lima tahun terakhir. Pada akhir 2021, saham BYAN masih berada di bawah Rp 3.500 per sahamnya. Namun, sejak awal tahun 2022, saham Bayan terus melesat, membuat harta kekayaan pemiliknya, Dato Low Tuck Kwong, terus melejit. Hal ini turut menjadikan konglomerat Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya pertama di Indonesia menurut Forbes, mengalahkan pemilik Grup Djarum.

Merujuk data The Real-Time Billionaires, pada Minggu (12/2), Low Tuck Kwong masih menempati posisi nomor satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersihnya tercatat senilai US$ 26,3 miliar atau setara Rp 394,50 triliun, rerata kurs Rp 15.000 per US$.

Nilai ini lebih tinggi dari kekayaan R. Budi Hartono dengan kekayaan US$ 24,1 miliar atau Rp 361,50 triliun. Sedangkan, Michael Hartono tercatat memiliki kekayaan US$ 23,2 miliar atau Rp 348 triliun.

Lalu dengan makin menurunnya harga baru bara, apakah posisi nomor satu di Indonesia masih akan terus dipegang bos Bayan Resources tersebut atau kembali dipegang oleh duo Hartono pemilik Grup Djarum.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan, sejalan dengan melesatnya harga komoditas energi, seperti batu bara dan migas membuat emiten tersebut diproyeksikan memiliki kinerja baik di sepanjang tahun 2022. Namun untuk batu bara sendiri harganya telah mengalami penurunan tajam, sejalan dengan inflasi di Eropa yang mulai melandai.

“Harga batu bara yang merosot dapat menurunkan average selling price, sehingga berpotensi menyurutkan kinerja keuangan emiten batu bara di tahun 2023,” kata Ratih.

 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...