Harga Saham BBCA Sudah Kemahalan, Bagaimana Menurut Lo Kheng Hong?
Lebih lanjut kalau BCA tidak semahal sekarang, menurutnya ia akan memperhatikan kinerja masa lalu. Jika 23 tahun lalu kinerjanya sudah meningkat puluhan ribu persen, maka sebagai investor pasti menginginkan kinerjanya akan meningkat lagi sedemikian rupa pada masa-masa yang akan datang.
Sementara itu Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dari pemegang saham BBCA 40% diantaranya merupakan investor jangka panjang. Hal itu didukung oleh kapitalisasi pasar terbesar yang dimiliki BBCA. BBCA berada di urutan pertama emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI mencapai Rp 1.114 triliun atau berkontribusi 11,07% dari indeks harga saham gabungan.
Selain itu, saham BBCA merupakan nomor dua terbesar yang diburu investor asing. Secara year to date investor asing sudah mengakumulasi saham BBCA sebesar Rp 3 triliun.
“BBCA market cap terbesar jadi mau tidak mau harus punya koleksi ini dan menyebabkan favoritisme untuk saham BBCA cukup tinggi,” kata Jahja.
Para investor juga menyukai saham BBCA karena tak hanya berharap dari capital gain, namun juga dividen interim. Hal itu mengingat tak semua emiten mampu memberikan dividen interim secara rutin ke para pemegang sahamnya.
“Kalau kita melihat faktor-faktor itu maka ini hukum supply dan demand, suplainya sedikit tapi permintaannya banyak. Saham BCA mahal ibarat beli rumah di Menteng dibandingkan dengan di pinggiran,” ucap Jahja.