Beban Membengkak, Garuda Indonesia Berbalik Tekor Rp 1,1 Triliun
Dari sisi penerbangan berjadwal penumpang, GIAA meraih US$ 1,59 miliar dari sebelum US$ 980,08 juta. Di sisi lain dari penerbangan berjadwal kargo dan dokumen, perusahaan meraih US$ 126,28 juta.
Pendapatan juga diraih dari segmen penerbangan tidak berjadwal senilai US$ 274,25 juta dari sebelumnya US$ 162,79 juta. Serta perolehan dari lain-lainnya yakni US$ 235,91 juta.
Jumlah aset Garuda Indonesia hingga 30 September 2023 yaitu US$ 6,15 miliar atau Rp 98,19 triliun. Aset Garuda Indonesia menyusut 1,26% dari Desember 2022 yakni US$ 6,23 miliar.
Lalu liabilitas GIAA yaitu Rp US$ 7,76 miliar hingga 30 September 2023. Liabilitasnya turun 0,04% dari Desember 2022 yakni US$ 7,77 miliar. Sementara ekuitas perusahaan tercatat rugi US$ 1,61 miliar per September 2023. Kerugiannya naik 4,92% dari sebelumnya US$ 1,53 miliar.