Kepala BKPM Peringatkan Pekerja Perempuan Terancam Digantikan Robot

Rizky Alika
29 Januari 2020, 21:08
bkpm, tenaga kerja perempuan, tenaga kerja indonesia, teknologi
ANTARA FOTO/Siswowidodo
Ilustrasi pekerja perempuan. Adopsi teknologi menyebabkan peningkatan investasi yang masuk ke Indonesia tidak diiringi dengan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak.

Penyerapan tenaga kerja tersebut lebih besar dibandingkan 2018 yang hanya mencapai 960,05 ribu orang, namun lebih rendah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, meskipun dengan nilai investasi yang juga lebih rendah.

Pada 2015, penyerapan tenaga kerja mencapai 1,43 juta orang dari total investasi (PMDN dan PMA) sebesar Rp 545,4 triliun. Selanjutnya 2016, penyerapan tenaga kerja mencapai 1,39 juta orang dengan total investasi masuk Rp 621,8 triliun, serta pada 2017 mencapai 1,17 juta orang dari total investasi Rp 692,8 triliun.

Bahlil mengatakan, setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1%, penyerapan tenaga kerja mencapai 270 ribu orang pada 2013. Sementara pada saat ini, setiap 1% pertumbuhan ekonomi hanya menyerap tenaga kerja kurang dari 110 ribu orang.

(Baca: Naik 12%, Realisasi Investasi Kuartal IV 2019 Tembus Rp 208 T)

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa pemerintah pemerintah perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk menciptakan tenaga kerja terampil. "Jadi tenaga kerja yang nganggur harus punya kualifikasi," ujar dia.

Selain itu, BKPM juga mendorong Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi akan menggiring investasi pada sektor padat karya. Hal ini untuk mendorong penciptaan tenaga kerja dalam jumlah besar. "Penciptaan lapangan pekerjaan adalah salah satu tujuan utama bagi keberadaan investasi," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...