Jokowi Minta Waspadai Rupiah Kuat, BI Anggap Masih Sesuai Fundamental

Rizky Alika
22 Januari 2020, 17:11
Jokowi Waspadai Penguatan Rupiah, BI Sebut Masih Sesuai Fundamental
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi, petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Menurut dia, penguatan rupiah akan mendorong investasi di dalam negeri. Alasannya, banyak industri yang memiliki kandungan impor tinggi. Dengan rupiah yang menguat, maka biaya impor menjadi lebih murah.

Ia mengakui, eksportir memilih rupiah melemah supaya nilai ekspor yang didapat lebih tinggi. Meski begitu, menurut dia ada faktor lain yang bisa meningkatkan keuntungan eksportir seperti harga komoditas dan permintaan dari luar negeri.

(Baca: Rupiah Mengawali 2020 Paling Kuat di ASEAN, Berikut Faktornya)

Mengutip dari Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 1,77% sejak awal tahun (year to date/ytd) ke posisi Rp 13.646 rupiah per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Penguatan rupiah terjadi saat mata uang negara ASEAN dan Asia lainnya melemah.

Sebelumnya, Jokowi meminta berhati-hati terhadap penguatan rupiah yang terlalu cepat. "Rupiah menguat dan kalau menguat terlalu cepat, kita juga harus hati-hati," katanya dalam acara PTIJK 2020 pada pekan lalu.

Mantan Walikota Solo tersebut mengatakan, akan ada pihak yang gembira dan yang tidak terhadap penguatan rupiah. Yang tidak senang yakni eksportir, sebab daya saing ekspor menurun.

(Baca: Rupiah Melemah Usai IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Global)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...