Anomali Ekonomi Labuan Bajo, Calon Lokasi Pertemuan KTT APEC 2023

Agustiyanti
26 Desember 2019, 14:43
Labuan Bajo, NTT, KTT APEC, G20 Summit, bandara komodo
Katadata/Agustiyanti
Pemerintah berencana menjadikan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur sebagai lokasi KTT APEC dan G20 Summit pada 2023.

(Baca: Banyak Pendapatan Pemda Hilang, Valuasi Ekonomi Labuan Bajo Rp 2,3 T)

Investasi pada tahun depan diperkirakan didominasi oleh sektor pariwisata seiring upaya pemerintah menetapkan sektor pariwisata sebagai pendorong utama ekonomi wilayah ini.

Pemerintah antara lain berencana memperluas Bandara Komodo melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).  Lewat KPBU ini, pemerintah membidik peningkatan kinerja dan pelayanan di Bandara Komodo.

Jumlah penumpang yang melalui bandara ini ditargetkan mencapai 4 juta orang dan kargo 3.500 ton pada 2044. Pengembangan bandara ini juga dilakukan untuk mendukung target pemerintah menjadikan Labuan Bajo sebagai lokasi KTT G20 pada 2023 dan KTT APEC pada 2024. 

Sebelumnya, Pemerintah Daerah Manggarai Barat menyoroti kecilnya pendapatan daerah dari sektor pariwisata di tengah peningkatan wisatawan ke Labuan Bajo. Langkah-langkah penertiban pun digencarkan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat Augustinus Rinus memperhitungkan valuasi ekonomi Labuan Bajo mencapai Rp 2,3 triliun. Namun, pendapatan daerah dari sektor pariwisata baru mencapai Rp 34,7 miliar tahun lalu.

Ia mengindikasikan, banyak potensi pendapatan yang hilang atau belum tergali di sektor pariwisata, misalnya yang terkait perkapalan. Saat ini, terdapat 350-500 kapal yang beroperasi di wilayah Labuan Bajo. Sebelum penertiban, hanya 56 kapal yang berbasis di Labuan Bajo. Selebihnya, kapal berbasis di Jakarta dan Bali.

(Baca: Krisis Agraria di Labuan Bajo: Sertifikat Ganda hingga Pemilikan Asing)

Langkah penertiban juga dilakukan atas biro wisata. Menurut Augustinus, banyak biro wisata yang menawarkan paket wisata Labuan Bajo berkantor di luar Labuan Bajo, bahkan di luar negeri. Adapun berdasarkan hasil survei, banyak wisatawan membeli paket wisata dari agen wisata di Bali.

Ke depan, ia berharap, Pemda bisa mendapatkan bagi hasil yang setara dengan pemerintah pusat dari tiket masuk kunjungan ke TNK. Apalagi, TNK direncanakan menjadi destinasi wisata premium. Tiket masuk direncanakan naik menjadi US$ 1.000 atau sekitar Rp 14 juta. “Kalau nanti Rp 14 juta, dikalikan 50 ribu (wisatawan) saja sekitar Rp 700 miliar. Kami ingin 50% Manggarai Barat,” ujar Augustinus.

Selain langkah-langkah penertiban pembukaan rute-rute wisata baru terus dilakukan guna meningkatkan waktu tinggal wisatawan di Labuan Bajo. Dengan waktu tinggal yang lebih lama, diharapkan pengeluaran wisata lebih besar, dan positif juga untuk ekonomi dan pendapatan daerah.

Sejauh ini, rata-rata lama kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo tercatat terus meningkat, dari 5,6 hari pada 2016, menjadi 6,1 hari pada 2017, dan 6,5 hari pada 2018.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...