BI Sebut Ekonomi Global Belum Membaik, Ekonom Bicara Risiko Resesi AS

Martha Ruth Thertina
9 Desember 2019, 12:40
Pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia, prediksi pertumbuhan ekonomi, prediksi pertumbuhan ekonomi 2020, perang dagang
Akarat Phasurat/123RF.com

“Indonesia tidak imun tapi terpapar,” kata dia. Berdasarkan perhitungan Ryan, setiap perlambatan ekonomi AS sebesar 1%, pertumbuhan ekonomi Indonesia tertarik turun 0,05%. Sedangkan setiap perlambatan ekonomi Tiongkok 1%, pertumbuhan ekonomi Indonesia turun 0,27%.

Dampak perlambatan ekonomi global ke ekonomi domestik tidak telalu besar lantaran Indonesia tidak banyak bergantung pada ekspor dan bukan pemain utama dalam rantai pasokan dunia (global supply chain). Meski begitu, kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi alias pro growth dinilai perlu terus didorong agar tidak terjadi stagnasi ekonomi.

Apalagi, kondisi perekonomian dunia masih menantang. Dengan melihat sederet indikator ekonomi AS yang masih “hijau”, Ryan berpendapat resesi ekonomi AS kemungkinan tidak terjadi di 2020. Namun, bila kondisi ekonomi AS tidak banyak berubah, ada risiko resesi terjadi di 2021.

Ia pun mengutip pernyataan organisasi internasional OECD, soal krisis yang tak lagi bisa dideteksi dengan siklus dan disrupsi ekonomi yang bisa terjadi kapan pun. Disrupsi bukan hanya bersumber dari teknologi, tapi juga kebijakan petinggi negara, contohnya kebijakan Presiden AS Donald Trump.

(Baca: Mengukur Keraguan Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Stabil 5%)

Juga mengutip OECD, ia mengatakan, untuk mencegah resesi dan stagnasi ekonomi, perang dagang harus selesai dan negara-negara harus bekerja sama. Selain itu, ia menyinggung pentingnya investasi, serta kebijakan moneter dan fiskal yang mendukung pertumbuhan alias pro growth.

“Untuk mencegah stagnasi (ekonomi), harus betul-betul pro growth. Di moneter sudah baik, fiskal belum optimal,” ujarnya. Hal ini dengan melihat pemangkasan suku bunga acuan yang agresif dilakukan BI sepanjang tahun ini. Namun, di sisi lain, realisasi belanja pemerintah masih lambat.

BI memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5,1% pada 2019, dan berkisar 5,1%-5,5% tahun depan. Ryan juga memprediksi ekonomi Indonesia masih akan tumbuh di kisaran 5%. “Kalau pertumbuhan ekonomi di atas itu, 5,1%, 5,2%, 5,3%, jempol,” ujarnya. Meskipun, penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap perekomonian jadi catatan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...