Kebijakan The Fed Belum Pasti, Rupiah dibuka Melemah 1 Poin Pagi Ini
Selain itu, rilis data pertumbuhan manufaktur AS yang terkontraksi menunjukkan tren perlambatan. Bhima memperkirakan tren ini akan berlanjut hingga akhir tahun. Purchasing Manager's Index (PMI) untuk manufaktur AS anjlok ke level 49,9 pada bulan Agustus atau turun dari 50,4 di Juli. Indeks di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi pada sektor manufaktur.
Dari segi domestik, Bhima berpendapat terdapat kekhawatiran peningkatan alokasi subsidi solar. "Ini berimplikasi pada melonjaknya defisit migas sepanjang semester II," ucap dia. Adapun subsidi solar menurut Pertamina bisa membengkak sebesar 0,8 hingga 1,4 juta kiloliter di 2019.
Hal ini pun turut diyakini Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra. Ia menjelaskan bahwa The Fed memang belum memberikan kepastian yang jelas mengenai kebijakan suku bunga acuannya.
"Pemangkasan suku bunga acuan BI bisa berdampak ke pelemahan rupiah lebih lanjut bila The Fed memberikan pandangan tidak akan terburu-buru dalam memangkas suku bunga," katanya saat dihubungi di waktu yang berbeda.
(Baca: Rilis Notulensi Rapat The Fed Angkat Rupiah Menguat ke Rp 14.230)