Peringkat Indonesia Naik, Saatnya Perbaiki Investasi Langsung Asing

Agatha Olivia Victoria
6 Juni 2019, 07:00
Peringkat Indonesia Naik, Saatnya Memperbaiki Aliran Modal Asing
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi di kawasan Gandaria City, Jakarta (5/3). Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh pesat di tahun ini. Econimist Intelligence Unit (EIU) memprediksi perekonomian Indonesia tumbuh dikisaran 4-6%.

Kenaikan rating menyiratkan pihak investor percaya terhadap potensi dan kemampuan Indonesia mengelola risiko. Kepercayaan investor harus bisa diwujudkan dalam bentuk aliran modal yang lebih baik khususnya dalam bentuk foreign direct investment (FDI), bukan portofolio seperti selama ini. “Sekarang adalah kesempatan kita untuk mengubah struktur modal yang masuk agar lebih didominasi oleh FDI” ujar Piter.

Pengubahan struktur modal yang masuk memanglah tidak mudah walaupun rating Indonesia sedang naik. Beberapa tahun terakhir, pertumbuhan FDI terus melambat bahkan sudah negatif. Namun, bukan tidak mungkin mengubah struktur modal ini. Harus ada upaya sungguh-sungguh mengatasi semua faktor penghambat investasi yang masih terjadi.

Upaya tersebut dapat dimulai dari pembenahan permasalahan pembebasan lahan, inkonsistensi kebijakan, sulitnya perizinan, masalah perburuhan dan pengupahan, hinga permasalahan koordinasi pusat dan daerah. “Tanpa perbaikan ini yang kemudian bisa memacu FDI, kenaikan rating hanya membuat kita terus dibanjiri hot money yang akan membuat perekonomian rentan,” ujarnya.

(Baca: Tumbuh Tertinggi di Asia, Peringkat Daya Saing RI Melesat ke Posisi 32)

Sebagai informasi, lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) meningkatkan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB- dengan Outlook  Stabil menjadi BBB Outlook Stabil pada Jumat (31/5). 

Dalam laporannya, S&P menegaskan bahwa salah satu faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat dan dukungan kebijakan otoritas yang diyakini akan tetap berlanjut pascaterpilihnya kembali Joko Widodo sebagai presiden. Selain itu, perbaikan sovereign credit rating Indonesia juga turut didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah dan kinerja fiskal yang cukup baik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...